JAKARTA (ATTACTS) – Jakarta UPN UPN Senior Kebijakan dan Pakar Kebijakan Adnaced Noor Hidat mengatakan bahwa pada Februari 2255 anggaran negara (APBN) memiliki kekurangan 1,1 triliun rp atau 1,3 persen dari total produk domestik (PDB).
Selain defisit pendapatan negara dan pendapatan pajak, ia menolak panggilan kinerja keuangan pada awal tahun ini. Dalam data APBN kami dengan Versi 225 tahun ini, RP dicatat 316,9 triliun atau 10,5 persentase Hasil Negara APBN.
“Jumlah ini berkurang sebesar 5,8585 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 224 dibandingkan dengan RP 00,4 triliun.
Demikian pula, pendapatan pajak dicatat pada 8,6 % dari RP 187,8 triliun atau target, dengan kinerja 30,19 persen 269,02 triliun rp Februari 2024.
Dia mengatakan bahwa implementasi sistem manajemen pajak baru, yang dimulai pada 1 Januari 2025, adalah salah satu batasan proses pengumpulan pajak.
“Curtax diharapkan menjadi mitra modernisasi pajak, yang sebenarnya merupakan tantangan baru. Banyak pembayar pajak menderita pajak dan pajak yang mempengaruhi pendapatan pajak,” jelasnya.
Di sisi lain, keadaan negara hingga 225 Februari adalah tingkat tinggi, yaitu 9,6 persen dari 348,1 triliun atau target RP.
Meskipun RP374,32 triliun adalah 224 sedikit nominal pada bulan Februari, jumlah pembelian adalah sejumlah besar pembelian yang tidak dapat ditunda, termasuk pengeluaran sosial, subsidi, program lain yang tidak dapat ditunda.
Akibatnya, untuk pertama kalinya dari 2, APNN mencatat defisit persentase 0,13 sebesar 31,2 triliun rp atau HDP dalam dua bulan pertama tahun ini. Faktanya, pada periode yang sama tahun lalu APBN masih mencatat catatan lain dari Rp 26,04 triliun.
“Pada awal tahun, defisit keuangan tidak dapat lagi dianggap sebagai tahun keuangan yang normal di 225, katanya.
Di sisi lain, Amatma menekankan pentingnya pemerintah untuk merestrukturisasi prioritas pengeluaran selama kehilangan pendapatan.
“Dia berkata,” pengeluaran yang tidak mendukung pemulihan keuangan atau kemiskinan harus dievaluasi. Peristiwa orang -orang dengan anggaran besar seperti makan siang harus ditinjau dalam stabilitas keuangan orang, “tambahnya.
Dia juga memperingatkan terhadap risiko defisit yang dapat meningkat menjadi sekitar tiga persen dari satu triliun rp00 atau PDB jika tidak diharapkan.
“Jika reformasi keuangan tidak segera dilakukan, kami diancam akan tumbuh dalam lingkaran kekurangan utang, meningkatkan beban utang dan pergi ke lingkaran ruang keuangan yang terbatas,” kata Achmad.
Karena itu, ia merekomendasikan tiga langkah strategis.
Pertama, audit independen dari sistem CORETAX untuk mengatasi hambatan teknis dan mendapatkan pendapatan pajak umumnya mengembalikan pengembalian dana.
Kedua, baca pengeluaran negara dengan berfokus pada program yang secara langsung mempengaruhi pemulihan buruk dan finansial.
Ketiga, keragaman sumber pendapatan negara melalui efisiensi dividen bokong dan properti negara.
Dia mengatakan, “Indonesia saat ini membutuhkan langkah -langkah khusus dalam tahun keuangan negara itu. Tidak hanya optimisme atau penundaan strategis, tetapi dapat dilakukan dalam waktu dekat,” katanya.
Pada konferensi pers hari ini, Menteri Keuangan Shri Muliani Indravati mengatakan bahwa defisit 31,2 triliun rp masih memiliki target 616,2 triliun rp atau 2,53 persen dari PDB.
Leave a Reply