JAKARTA (Antara) – Arab Saudi mengharapkan kerja sama dengan lembaga -lembaga Indonesia untuk membantu negaranya dalam survei penelitian dan geologis tentang potensi penambang.
“Indonesia memiliki pengalaman yang baik dalam penelitian dan penelitian geologi, dan kami berharap dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga Indonesia di pihak itu,” kata Menteri Industri dan Sumber Daya Arab Saudi Al-Khorayef selama wawancara khusus dengan Jacket pada hari Kamis.
Menteri Al-Khorayef mengatakan Arab Saudi memiliki visi 2030.
Visi 2030. Arab Saudi adalah rencana strategis jangka panjang yang diluncurkan oleh Putra Mahkota Mohamed Bin Salman 2016.
Tujuan utamanya adalah untuk mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi sehingga tidak terlalu bergantung pada minyak dan membangun fondasi ekonomi dunia yang lebih berkelanjutan, modern dan terbuka.
Arab Saudi, kata al-Khorayef, membutuhkan layanan yang dapat membantu perusahaan pertambangan untuk bekerja. Namun, ia menemukan bahwa Arab Saudi saat ini belum menentukan mineral seperti apa yang akan menjadi prioritas.
“Mengenai mineral tertentu, kami tidak memiliki agenda tertentu saat ini. Kami bekerja untuk memenuhi kebutuhan di masa depan dan ini akan ditentukan oleh proses industrialisasi kami,” katanya.
Dia percaya bahwa saat ini ada peningkatan besar dalam permintaan mineral, tetapi di sisi lain, ada cacat besar dalam pasokan.
Oleh karena itu, ia berpikir bahwa investasi harus terus tumbuh, dan perusahaan investasi, investor, perusahaan keuangan, pendanaan bank, harus memberikan lebih banyak dukungan dari sektor pertambangan untuk dikembangkan.
“Jadi akan menarik untuk melihat bagaimana tempat yang berbeda dapat bertahan atau terus tumbuh karena mereka masih mendapatkan mineral yang diperlukan,” katanya.
Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi baru saja menandatangani Memorandum Pemahaman (MM) kerja sama strategis di sektor pertambangan, terutama dalam pengembangan mineral kritis.
Tanda tangan itu dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, yang mewakili pemerintah Indonesia, bersama dengan Menteri Al-Khorayef, yang berlangsung pada hari Kamis di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Jakarta.
“Saya biasa menandatangani perjanjian tentang kerja sama antara Arab Saudi dan Indonesia. Mereka ingin memperluas dari sektor minyak ke sektor mineral, terutama mineral kritis seperti Nikla, Boxit dan Mangan,” kata Bahlil setelah menghadiri pertemuan terbatas dengan Presiden Subiano di kompleks Istana Presiden di Jakart.
Leave a Reply