JAKARTA (Antara) – Bank Indonesia (PI) mengatakan bahwa dua tim mata uang yang didasarkan pada Syariah, Sukuk Bank Indonesia (Sukbi) dan Nilai Asing dari Bank Indonesia Sukuku (SUVPI) menunjukkan tren pengembangan positif sejauh ini.
Menurut data BI, Sukbi Rp64.5 tertunda meningkat secara signifikan dari Rp1,8 miliar pada awal Desember 2018, pada Maret 2025
“Pengembangan Sukbi dan Suvbi sekarang menunjukkan pertumbuhan yang positif. Sukbi dan Suvbi memiliki kedua fungsi. Yang pertama adalah kegiatan mata uang Syariah. Kedua, ini adalah alat untuk memperdalam pasar moneter Islam karena dapat bernegosiasi di pasar sekunder.”
Imam mengatakan Indonesia telah mempromosikan pertumbuhan pasar kas Islam untuk banyak alat yang digunakan di pasar kas Interpanka berdasarkan kebijakan Syariah (kepuasan) untuk mendukung manajemen arus kas di pasar.
Alat -alat ini, seperti sertifikat investasi interpank m ini
Pertumbuhan dan jumlah transaksi terpenuhi, pertimbangkan imam dan menunjukkan peningkatan positif bahkan jika mereka masih optimal. Transaksi harian rata -rata, yang puas dengan Mei 2025, mencapai RP2,2 miliar, 40 persen dari transaksi cetak (aman) dan 60 persen tanpa jaminan (tidak aman).
Selain itu, bank mempromosikan pertumbuhan pasar Forex Syariah untuk mendukung likuiditas pasar Syariah Nasional untuk mendukung mekanisme cakupan Indonesia.
Pertukaran nilai Syariah (LNS) yang dilindungi menunjukkan pertumbuhan positif, di mana frekuensi rata -rata transaksi LNS sederhana hingga Maret 2025 meningkat sekitar 41 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, frekuensi rata -rata transaksi LNS kompleks meningkat, yang sekitar 275 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Magnet mengatakan: “Semua ini (transaksi LNS yang lebih besar) menunjukkan bahwa para aktor Syariah, pada kenyataannya, ingin meringankan risiko nilai tukar dengan persyaratan mata uang yang telah kami hasilkan sekarang.”
Leave a Reply