Jakarta (Anta) – Analis Pasar Modal, serta pendiri stasiun.
Namun, menurutnya, Bursa Efek Indonesia mulai mendapatkan momentum dibandingkan dengan negara -negara seperti Vietnam dan India, yang mencatat pertumbuhan yang lebih stabil.
“Investor asing cenderung mencari lebih banyak pasar likuid dan memiliki kebijakan ekonomi yang lebih dapat diprediksi, sementara ketidakpastian kebijakan domestik dan ketidakstabilan pasar membuat investor lebih hati -hati.
Untuk mengembalikan kepercayaan investor asing di bursa saham Indonesia, ia mengatakan bahwa regulator dan pemerintah harus mengambil dana konkret.
“Salah satunya mewakili manajemen anggaran dan kebijakan moneter, khususnya, inflasi, sehingga daya beli orang tidak terus diubah,” kata Hendan.
Selain itu, ia melanjutkan regulator seperti Indonesia (IDX) dan reputasi jasa keuangan (OJK) harus mengubah kebijakan yang dapat meningkatkan transparansi.
“Seperti dalam waktu nyata pembukaan kode broker sehingga investor memiliki akses yang lebih luas ke informasi untuk membuat keputusan investasi,” kata Hendan.
Pada kesempatan ini, ia menjelaskan bahwa penurunan klasifikasi pasar saham Indonesia mencerminkan keprihatinan investor dunia demi kepentingan pasar domestik.
Menurutnya, mengingat faktor -faktor dasar tertentu, termasuk ketidakpastian ekonomi dunia, pengaruh Amerika Serikat Perang Komersial (AS), serta perlambatan dalam konsumsi domestik.
Untuk informasi lebih lanjut, Morgan Stanley telah mengurangi klasifikasi Morgan Stanley International (MSCI) di Indonesia untuk kekurangan berat badan.
Pada saat yang sama, Goldman Sachs telah mengurangi sejumlah aset investasi, terutama di bursa saham, kelebihan berat badan ke pasar, sementara netral diperlukan hingga 20 tahun.
Selama pagar beasiswa pada hari Selasa (11/03), JCI menutup 52,36 poin atau 0,79% dan menghasilkan 6.545,85. Meskipun 45 saham utama atau indeks LQ45 menurun 7,85 poin atau 1,06% menjadi 731,03.
Leave a Reply