BANDUNG (ANTARA) – Pada tahun 2025, statistik Statistik Tengah Java Barat (BPS) (Java Barat) (BPS) memperkirakan bahwa produksi beras pada tahun 2024 meningkat menjadi 40 % pada tahun 2024.
West Java BPS BPS Darwis Sitorus di Bandung mengatakan pada hari Selasa bahwa, berkat pengaruh program prosesi di daerah pertanian kritis, dapat diprediksi bahwa setidaknya kuartal pertama 2025 akan meningkat secara signifikan.
“Saya dapat menyampaikan ketika kita melihat, sekarang ada perbaikan dan peningkatan data produksi, karena pompa akhir diharapkan diprediksi dibandingkan dengan 2023 pada Januari hingga April 2025,” kata Darwos dalam pesan singkatnya.
Dia mengatakan lagi karena pada tahun 2023 pada trimester pertama karena badai El Nino, panen ditunda pada kuartal berikutnya. Ini juga mempengaruhi produktivitas pada tahun 2024.
“Dan produksi 2024 telah terbukti benar dibandingkan dengan 2023 dan 2025, ada peningkatan dinamis yang sangat tinggi,” kata Darbos.
Berdasarkan penelitiannya, produksi beras di Jawa Barat adalah 5,61 % sepanjang 2024 ton dibandingkan dengan produksi padi 2023.
Berdasarkan pengamatan BPS, baik area pemanenan dan produksi beras pada tahun 2024 menurun dibandingkan dengan 2023, area pemanenan 2024 adalah 1,48 juta hektar, yang 6,84 % dibandingkan dengan 2023, yang mencapai 1,58 juta hektar.
Sementara itu, produksi beras pada tahun 2024 adalah 8,63 juta ton sereal kering (GKG) atau menurun sebesar 5,61 % dibandingkan dengan 2023, mencapai 9,14 juta ton GKG.
“Perhitungan produksi beras dan beras menggabungkan dua metode akuisisi data. Metode ini merupakan tinjauan umum dari rangka sampel (KSA) dan penelitian ubin.
Sementara itu, area pemanenan untuk bahan jagung meningkat pada tahun 2024 77,99.000 hektar sebesar 1,42 % dibandingkan dengan 2023, yang hanya mencapai 76,90 ribu hektar.
Dalam produksi, bagaimanapun, hingga 564,29.000 ton menurun 2,23 % dibandingkan dengan 2023, mencapai 577.000 ton.
Leave a Reply