Jakara -Kemenkeu mencatat pendapatan pajak bea cukai dan konsumsi sebesar Rp 77,5 triliun pada bulan Maret 2025, menyumbang 25,6%dari tujuan anggaran utama dan anggaran pengeluaran (APBN).
Wakil Presiden Anggito Abimanyu diadakan di Jakarta pada konferensi pers Appbn di Jakarta pada April 2025, dan kwitansi tarif impor terperinci mencapai 11,3 triliun Luffy.
Nilainya ditandatangani pada 5,8% (YOY/YY) setiap tahun. Tapi Angito positif untuk penurunan. Dengan kata lain, dikatakan karena pengurangan pendapatan beras.
Kontrol juga dipengaruhi oleh produk utama lainnya, seperti gula dan kendaraan listrik. Karena penggunaan perjanjian perdagangan bebas (FTA) telah meningkat, tarif yang efektif telah berkurang dari 1,39%pada 2024 menjadi 1,29%pada tahun 2025.
Selain itu, impor ekspor dicatat dalam 8,8 triliun Rs dan meningkat 110,6% (YOY). Pertumbuhan ini dipimpin oleh pajak ekspor untuk produk -produk Petroleum Palm, mencapai 70 triliun rupee, dan mencapai 8077 rupee untuk air terkonsentrasi tembaga yang sesuai dengan pengungkapan kebijakan ekspor.
Dalam hal pajak konsumsi, catatan pendapatan adalah 57,4 triliun rupee atau 5,3% (YoY). Dari November 2024 hingga Januari 2025, basis laba menurun 4,5%, tetapi masih dipengaruhi oleh pembayaran 4,6 triliun Rs.
Catatan untuk pendapatan pajak konsumsi alkohol (MMEA) menurun sebesar 6,6% (YOY) karena produktivitas menurun menjadi 8,4% (YOY).
Pendapatan pajak konsumsi ET berjumlah 5,8 miliar rupee, tetapi produksi meningkat 2,6% (YOY) menjadi 6,1%.
Selain pendapatan pajak bea cukai dan konsumsi, pemerintah telah menyerap RP3222.6 dari pendapatan pajak. Kemudian saya merekam pendapatan yang tidak dapat dibayar (PNBP) ke RP 115.9.
Oleh karena itu, catatan pendapatan nasional untuk pendapatan pajak adalah 400 rupee atau 16,1%dari target.
Leave a Reply