JAKARTA (Antara) – Pusat ekonomi ekonomi makro dan pendanaan Pulanjan Adpul Manap mengatakan bahwa kekacauan ekonomi yang mulai membaik adalah salah satu faktor yang menyebabkan harga emas mengurangi Rp40.000 per gram saat ini.
Harapan pasar untuk mengurangi tingkat laporan bank sentral juga mendorong investor untuk beralih dari barang seperti emas ke aset keuangan, yang dianggap lebih menguntungkan.
“Tren inflasi global juga berkurang karena orang biasanya membeli emas untuk memprediksi inflasi,” katanya ketika ia melakukan kontak dengan Jakarta pada hari Selasa.
Abdul Manap menambahkan bahwa peningkatan beberapa indikator ekonomi global, seperti risiko politik global dan kemampuan untuk membayar hutang negara -negara berkembang, meningkatkan optimisme investasi untuk prospek ekonomi global dan pengurangan permintaan emas.
“Akhirnya, dengan peningkatan berbagai indikator, komunitas dunia percaya bahwa situasinya akan meningkat pada tahun 2024 dibandingkan dengan 2023. Oleh karena itu, ada penurunan harga emas,” katanya.
Namun, Abdul Manap percaya bahwa pergerakan harga emas di masa depan masih akan sangat bergantung pada kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah baru di Amerika Serikat.
Menurutnya, kebijakan ekonomi dan komersial yang menerima pemerintah baru dapat memiliki dampak signifikan pada aliran cairan global dan dampaknya pada barang, termasuk emas.
“(Gerakan Harga Emas) tergantung pada persepsi investor. Karena sekarang investor belum melihat bagaimana Donald Trump di masa depan,” katanya.
Selain itu, ia menyarankan agar orang yang ingin berinvestasi dalam logam mulia tidak ditentukan dalam pergerakan harga emas harian. Dia juga menyarankan agar publik tidak terburu -buru membeli emas ini -beberapa kali, karena ada kemungkinan harganya akan terus turun.
Leave a Reply