Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

DKI berkomitmen terus kelola air limbah dengan baik

Jakarta (Antara) – Pemerintah provinsi DKI Jakarta terlibat dalam manajemen limbah lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kehidupan penduduk dan mendukung transformasi Jakarta sebagai kota global.

“Kami masih berkewajiban untuk mengelola limbah dengan baik. Ini tidak cukup di jajaran provinsi DKI DKI, tetapi juga dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum atau partai -partai terkait,” kata pada Selasa gubernur DKI DKI DKIKARTA TEGUH SETYABUDI di Jakarta.

Salah satu bentuk kewajiban ini dengan mengoptimalkan instalasi pengolahan limbah (WWTP), yaitu Ipal Setiabudi dan Krukut. Dua WWTP mendukung manajemen pembuangan limbah di DKI Jakart dengan total kapasitas sekitar 30.000 m3 per hari.

Upaya lain adalah membangun Sistem Manajemen Limbah Nasional (Spald-T) yang terpusat di TB Simatupang, Area Jakarta Tengah.

Ini, kata Teguh, adalah bentuk upaya untuk memastikan layanan manajemen air limbah perkotaan yang lebih efektif, dengan ruang lingkup penerima layanan, yang juga akan lebih luas.

Dia mengatakan bahwa area TB Simatupang adalah tempat strategis yang dikembangkan oleh Spald-T, karena itu adalah kombinasi dari pusat kegiatan komersial, serta pemukiman penduduk. Kondisi ini berbanding lurus dengan limbah nasional yang diproduksi.

“Kita harus terlibat dalam pengelolaan limbah. Di satu sisi, pengelolaan air minum, lebih dari yang paling, tetapi di sisi lain, limbah akan lebih dan lebih,” kata Teguh.

Kemudian dia menekankan masalah limbah, yang belum menjadi masalah masyarakat. Ini ditunjukkan oleh salah satu dari mereka dengan kehadiran penduduk Jakarta, yang benar -benar dikosongkan (BAB).

“Ketika kita berbicara tentang masalah limbah lain, misalnya dalam septic tank (septic tank), kami sadar bahwa DKI Jakarta masih banyak orang yang buang air besar, persentasenya cukup besar, banyak persen,” kata Teguh.

Kondisi ini, mengatakan, menyebabkan kualitas reservoir air dan polusi air tanah dan meningkatkan risiko penyakit.

Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meletakkan, antara lain, berbagai upaya, mengimplementasikan program sanitasi warga negara berdasarkan masyarakat (STBM) dan melanjutkan pemantauan mereka.

(STBM) dilakukan sehingga tidak ada lagi bab dari penduduk Dżakarta, karena mereka sadar akan menemukan akses ke ikan latrin.

Mengacu pada data pada kuartal ketiga 2024, diketahui bahwa masih ada 1610 rumah tangga yang tidak memiliki jamban dan berperilaku sembrono di DKI DKikart.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *