Jakarta (Antara) – Menteri Perumahan dan Pemukiman (PKP) Maruarar Sirit, bersama dengan Jawa Barat Deli -Mulyadi dan Bupati di Jawa Barat, membahas walet kecelakaan yang tak kenal lelah.
“Kami membahas pemukiman, jadi tidak akan ada banjir, seperti di Bekasi dan daerah -daerah lain. Pengembangan di perumahan di perumahan dalam perbaikan perumahan harus menjadi perhatian terhadap pengaruh lingkungan,” kata ALA di Jakarta pada hari Rabu (12/3).
Ara menekankan bahwa pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah adalah kursus yang layak, aman dan fleksibel.
“Kami setuju bahwa semua pelanggaran menyebabkan kerusakan diobati. Saya bersedia memberikan pemerintah daerah oleh pemerintah daerah yang terkait dengan kementerian kami,” katanya.
Menurut ARA, adalah hal terpenting bagaimana Anda mengantisipasi kemauan semua pelanggan. Di masa depan, pembangunan pemukiman harus lebih terorganisir, tidak boleh ada rumah atau mengisi sungai, sawah, lahan pertanian atau kawasan hutan. “Hukum harus diadopsi,” katanya.
Dia juga mengungkapkan terjadwal konstruksi tanggung jawab sosial peraturan bisnis tentang Java Barat, yang meniru proyek serupa di Muara Jakarta.
Tahun lalu, Presiden Prabowo sebuah rumah CSR di Muara Angke. Di masa depan, akan mengambil tagihan pengembangan model serupa di pinggiran kota di daerah Subang, Karawang dan Bekasi.
“Kami bersyukur ada kasus yang dibuat dengan rumah bergaya yang dibuat oleh Presiden Prabowo, bersama dengan Muara yang melelahkan, sepanjang jalan dan pengaturan daerah di aliran daerah, baik di daerah gunung maupun pesisir,” kata AA.
Gubernur Barat Java Umo Mulyadi telah melakukan beberapa masalah banjir yang terjadi di Jawa Barat.
“Di aliran atas, mengubah yang lebih awal, hutan dan tanaman dan tanaman di elite, membuat musim dingin air, dalam persneling cuaca, itu tidak diklasifikasikan sebagai cuaca ekstrem,” kata UMO.
Selain itu, ia meleleh dan membakar di Sungai Sungai Sungai, sawah dan pemukiman, serta apartemen yang dibangun di atas Obrežje.
Leave a Reply