JAKARTA (Antara) – Menteri Perdagangan (Mendag) Buddha Santoso mempromosikan perusahaan mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk memiliki daya saing yang tinggi sehingga produk dalam negeri tidak dikenakan barang impor.
Menurut Buddha, inovasi membutuhkan keberanian untuk membuat produk -produk manufaktur kompetitif, seperti pengemasan yang berkualitas dan menarik, desain produk yang unik.
“Ngomong -ngomong, jika kita memiliki daya saing yang baik, impor tidak akan menjadi impor rendah. Jadi kami mengajar UMKM, misalnya, kami memiliki bantuan. Ini bukan hanya desain tetapi juga kemasan dan semua jenis yang diajarkan, jadi kami memiliki daya saing dengan negara lain.” – Kata Buddha pada hari Jumat di Jakarta.
Ekspor produk kompetitif, kata Nest, secara otomatis memiliki standar global dan dapat memenuhi kualitas yang diinginkan pengguna domestik.
Selain itu, Buddha mengatakan Kementerian Perdagangan (Kementerian Perdagangan) juga berkewajiban untuk membantu MSME Produk Standar Internasional untuk memasuki pasar ekspor.
Salah satu caranya adalah dengan melakukan kegiatan presentasi bisnis dengan perwakilan perdagangan Indonesia dengan 33 mitra dagang dan pembeli asing dengan negara -negara bisnis yang relevan. Melalui kegiatan ini, Kementerian Perdagangan berusaha membawa UMKM ke pembeli potensial di berbagai negara.
Dari kegiatan ini, UKM akan diperkenalkan kepada pembeli yang menjanjikan oleh ATDAG dan perwakilan. Pada Januari 2025, potensi transaksi ekspor dibuat dari $ 5,22 juta atau RP85,48 miliar.
Nilai ini mencakup $ 1,55 juta dalam pembelian dan transaksi potensial dalam bentuk Memorandum Pemahaman (MOU) $ 3,67 juta.
“UMKM persegi memperkenalkan presentasi produk, setelah presentasi ia harus menemukan pembeli. Jadi kami mengizinkannya menemukan pembeli.
Leave a Reply