Tanjungpinang (Antara) – Mengoordinasikan kemampuan komunitas desa, daerah dalam situasi yang kurang beruntung dan perwakilan dari daerah -daerah tertentu dari Departemen Otorisasi Koordinasi Masyarakat (Kemeko PM) Abdul Haris menyebutkan pentingnya di desa sebagai desa untuk pembangunan nasional, karena desa tersebut merupakan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi.
“Oleh karena itu, pendekatan untuk kolaborasi antara masyarakat, universitas, sektor swasta dan pemerintah sangat penting untuk pembangunan desa yang independen dan makmur,” kata Abdul Haris dalam diskusi tentang kelompok fokus (FGD).
Abdul Haris mentransmisikan berbagai data dan strategi yang relevan, salah satunya adalah bahwa Indonesia memiliki populasi kecil, dengan populasi yang lemah.
Ini menekankan pentingnya fokus pada desa sebagai pusat nasional untuk mengembangkan keadilan. Desa -desa adalah sumbu dasar pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Menurutnya, kerja keras adalah kondisi yang diperlukan untuk mengatasi tantangan pembangunan pedesaan. Peran lembaga tingkat ketiga adalah untuk mengembangkan peran penting sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan dan penelitian inovatif yang mendukung ekonomi lokal.
Salah satu rekomendasi utama dari FGD ini adalah kebutuhan untuk meningkatkan digitalisasi layanan pedesaan dan untuk memberdayakan masyarakat melalui keterampilan dan pendidikan.
“Jadi, orang menggarisbawahi pentingnya pendekatan holistik untuk penciptaan tidak hanya progresif secara ekonomi, tetapi juga sulit untuk mengatasi tantangan sosial dan lingkungan,” katanya.
Sementara itu, direktur Profesor Agung Dhamar Syatti, yang ditransmisikan dalam bentuk lembaga tersier di laut dan secara strategis berlokasi di wilayah Kepulauan Riau, Umrah telah memainkan peran penting dalam mendukung desa penelitian, inovasi, dan layanan masyarakat.
Perdana Menteri mengatakan bahwa FGD mencerminkan pengabdian kampus yang menjadikan Kepulauan Riau model yang tahan lama.
FGD tidak hanya diskusi, tetapi juga langkah khusus dalam respons terhadap tantangan pembangunan pedesaan dalam dinamika global.
“Umrah siap menjadi inovasi dan solusi akademis untuk desa target,” katanya.
Perdana Menteri juga menjelaskan studi kasus desa target di wilayah Kepulauan Riau yang diprakarsai oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
Konsep desa penempatan berkelanjutan yang dibahas meliputi aspek ekonomi, sosial dan lingkungan, untuk mendorong optimalisasi potensi lokal dan penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan daya saing pedesaan.
FGD diharapkan menghasilkan peta jalan strategis untuk mengembangkan desa adopsi dalam pengembangan Kepulauan Riau dan dapat direplikasi di bagian lain Indonesia.
Melalui pendekatan kolaborasi yang melibatkan Umrah sebagai pusat akademik, pembangunan pedesaan bukan hanya rencana jangka pendek, tetapi investasi di masa depan negara.
“Melalui kegiatan ini, Umrah menunjukkan bahwa universitas tidak hanya tempat belajar, tetapi juga agen perubahan yang dapat berdampak nyata pada masyarakat,” kata Presiden Umrah.
Leave a Reply