JAK ACARTA (Antara) – Departemen Taman Taman dan Hutan Jakarta (Tamut) mengurangi 11.864 pohon, pada 2 Januari 2006 selama iklim hujan, seperti hari ini.
“Mempromosikan dan mengurangi pengaruh pohon,” kata kepala gardu Mila Tamhut.
Potongan pohon secara teratur dilakukan, menurut tiga kategori, yang dibagi menjadi tiga kategori, terutama prem cahaya (pembersihan), sedang (potong).
“Pohon -pohon dibuat dalam aset provinsi DKI Jakarta,” kata Milan.
Selain itu, bagian (SATPEL) telah bertugas mengoordinasikan Departemen Manajemen Kota Pohon di kantor Tamhut yang memiliki alat untuk menguji kesehatan pohon.
Selain itu, pohon yang dihancurkan juga dianggap rentan terhadap kondisi cuaca ekstrem atau curah hujan yang tinggi, pada saat masuknya infrastruktur, seperti jalan yang dapat dilayari, pohon kering dan mati.
Dengan demikian, potongan pohon, yang dilakukan di delapan pinggiran sub-Jakarta, seperti peremajaan cabang-cabang baru dan keindahan pohon.
Selain itu, Milan mengatakan bahwa partainya terus mengoordinasikan taman provinsi dan hutan kota Jakarta untuk melakukan inspeksi kesehatan pohon dan hasil inspeksi menjadi tawaran untuk memelihara pohon -pohon ini.
“Jika Anda tahu hasil penelitian bahwa ada pohon yang tidak sehat (berpori), itu akan masuk saat masuk,” kata Milan.
Meskipun upaya pencegahan biasa telah dilakukan, jumlah pohon pada hari Senin (2/12) adalah sila untuk hujan, dengan angin kencang.
Di tengah Jakarta, total 44 pohon dipengaruhi (cabang yang rusak runtuh) karena hujan (2/12) pada angin sore. 44 pohon yang terdiri dari 26 cabang atau cabang (semester) yang menutupi rambu -rambu jalan atau lampu di jalanan dan 18 pohon tumbang.
Sebagai hasil dari insiden tersebut, kantor pusat Jakarta Tamut mengerahkan lebih dari 100 penyedia layanan individu (PJLP), yang terdiri dari truk pohon, perawat luar angkasa hijau PJLP Green (RTH).
Leave a Reply