JAKARTA (Antara) – Pemerintah Indonesia sangat mengutuk operasi militer massal oleh Israel melawan Palestina di Jenin, Pantai Barat, yang berpotensi mengancam harapan senjata di Jalur Gaza.
Indonesia melihat kekerasan yang memperburuk di pantai barat, mengungkapkan niat tersembunyi Israel untuk terus merusak wilayah itu dan melanjutkan kolonialisme mereka dari tanah Palestina.
“Kejahatan hukum internasional Israel menunjukkan tujuan utama mereka: membuat panggilan permanen ilegal di wilayah Palestina,” menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kementerian Luar Negeri) melalui media sosial X pada hari Sabtu.
Indonesia melihat akar masalah konflik sejak awal adalah menolak Israel untuk mengakui hak -hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib mereka.
Untuk alasan ini, Indonesia selalu mewajibkan komunitas internasional untuk mengambil tindakan kuat atas ketidakadilan yang diderita oleh negara Palestina dan bekerja sama dalam mewujudkan negara Palestina yang independen dan berdaulat, sejalan dengan prinsip -prinsip kedua solusi negara.
Setelah gencatan senjata di sabuk Gaza dimulai pada 19 Januari, Israel melancarkan serangan terhadap kamp pengungsi Jenin dan Jenin di wilayah Palestina di Pantai Barat pada hari Selasa (21/1), yang semakin tersebar ke desa -desa di sekitar keempat di sekitarnya Hari keempat serangan.
Suara penembakan dan ledakan dapat didengar ketika lembu jantan baja Israel menghancurkan infrastruktur dan toko -toko di kamp, saksi, dilaporkan oleh Anadolu.
Operasi militer Israel telah merenggut nyawa setidaknya 12 orang dan melukai lebih dari 40 lainnya, menurut otoritas Palestina.
Diperkirakan 3.000 keluarga melarikan diri dari kamp -kamp pengungsi selama dua bulan terakhir, termasuk ratusan yang terlibat pekan lalu.
Media Israel melaporkan bahwa operasi itu merupakan upaya oleh pemimpin Benjamin Netanyahu, para pejabat Smotrich membujuk otoritas keuangan Israel yang menentang perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza sehingga dapat bertahan hidup dalam pemerintahan.
Leave a Reply