JAKARTA (Antara) – Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sophia Issabella Wattimena mengatakan partainya bertujuan untuk terus meningkatkan keamanan dan kekejaman infrastruktur digital dalam industri keuangan melalui banyak peraturan.
“Sebagai regulator, OJK pasti akan terus memperkuat industri dalam mengembangkan industri infrastruktur digital yang kuat dan aman, termasuk liberalisasi POJK (peraturan OJK) nomor 11 tahun 2022 tentang penerapan teknologi informasi dari bank komersial”, Sophia Issabella Wattimena, Di Jakarta, memberi tahu Jakarta Selasa.
Peraturan lain, katanya lagi, termasuk POJK 4 dari tahun 2021 tentang penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi melalui layanan keuangan non -bank serta pedoman untuk keamanan inovasi (ITK).
Dia juga memberikan panduan untuk kode kecerdasan buatan (kecerdasan buatan) yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan dalam industri teknologi keuangan.
Dia mengatakan berbagai aturan adalah upaya OJK untuk menanggapi pengurangan tingkat kepercayaan pengguna pada platform, layanan, atau bisnis dalam kepercayaan digital.
“Hasil penelitian yang dilakukan oleh Edelman Trust Barometer telah menunjukkan pengurangan global dalam kepercayaan digital, yang umumnya 14 dari 22 negara telah menurun,” kata Sofia.
Dia mengatakan enam dari mereka mengalami pengurangan kepercayaan digital melalui titik dua digit, terutama di Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Inggris, Prancis, dan Australia.
Untuk meningkatkan manajemen, risiko, dan kepatuhan (manajemen, risiko dan kepatuhan/GRC) di sektor keuangan, ia mengundang semua profesional GRC untuk memainkan peran yang lebih besar di yayasan, yayasan atau yayasan perusahaan.
“Dan tentu saja kami harus bekerja sama untuk meningkatkan potensi dan profesionalisme kami sehingga kualitas kinerja yang kami berikan untuk dirasakan oleh lembaga kami dan negara kami,” kata Sofia juga.
OJK mengadakan Konferensi Risiko dan Tata Kelola 2024 di Jakarta pada hari Selasa, tentang topik sektor keuangan ekosistem GRC untuk mendukung visi Golden Indonesia 2045.
Acara ini menghadiri sekitar 5.500 peserta, peningkatan jumlah 36 % dari tahun lalu, dengan tujuan meningkatkan kerja sama dan mendapatkan masukan dari semua asosiasi, komunitas, dan lembaga di bidang administrasi.
Leave a Reply