Jakarta (Antara) – Opini Otoritas Manajemen Keuangan (OJK), investasi dan ekspor akan menjadi pendorong yang mungkin atau mungkin untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negara, terutama mencapai 8 persen dari pertumbuhan ekonomi.
“Investasi, jika kita lihat, diharapkan menjadi penting untuk berhasil dalam berbagai program pemerintah. Salah satunya adalah program perumahan 3 juta untuk orang -orang yang lebih rendah,” Wakil Kepala Stabilitas Polisi OJK Agus E Siregar dalam hal “Ekonomi Outlook 2025 “Di Jakarta pada hari Selasa.
Agus mengatakan OJK benar -benar berharap bahwa 3 juta rumah dapat memiliki dampak besar seperti yang diharapkan, sambil memberikannya pada biaya sosial dan menciptakan lapangan kerja dan memindahkan sektor nyata.
Kami mendukung program ini, OJK telah mengambil berbagai langkah pencegahan, yang akan membutuhkan kontribusi lengkap dari sektor jasa keuangan (SJK), antara lain, berbagai kebijakan di sektor perbankan telah diimplementasikan yang mendorong bank untuk mengarahkan saluran yang sesuai. Pendanaan untuk industri perumahan.
Agus menambahkan bahwa pendanaan dari organisasi yang tidak beruntung, dari lembaga keuangan, kegiatan keuangan, dan BP Topera, juga harus ditingkatkan. Industri asuransi juga diharapkan untuk menciptakan grup yang mendukung lebih banyak dana perumahan.
“Selain itu, kami di FSA juga akan terus berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memberikan dukungan likuiditas untuk program ini, antara lain, dan produk keamanan yang dapat menjadi salah satu peralatan pendanaan,” kata Agus.
Dalam hal ekspor, Aliansi OJK Indonesia adalah internasional, semua anggota Ekonomi Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan (BRICS) dan anggota Badan Pengembangan Kerjasama dan Ekonomi (OECD) juga mereka dapat menjadi kekuatan utama untuk meningkatkan penjualan.
“Program perusahaan Indonesia di OECD juga perlu berarti tidak hanya pencapaian diplomatik, tetapi juga peluang strategis untuk meningkatkan pasar dan meningkatkan persaingan ekspor,” kata Agus.
Selain itu, Agus menambahkan bahwa industri penurunan harus menjadi prioritas untuk meningkatkan keragaman stok pengiriman dan pada saat yang sama meningkatkan persaingan untuk produk Indonesia. Dalam hal ini, dukungan dari industri keuangan sangat penting untuk memahami visi ini.
OJK percaya bahwa SJK nasional dapat menjadi salah satu motor mengemudi dalam berbagai rencana pemerintah. Ini didukung oleh pendekatan yang dimiliki SJK hari ini sebagai modal, posisi likuiditas yang memadai, tinjauan singkat tentang risiko dan kinerja SJK yang terus tumbuh dengan baik.
Agus mengingatkan bahwa perubahan ekonomi Indonesia bukanlah tugas yang mudah. Dari pihak nasional, Indonesia menghadapi tantangan terhadap kekuatan pembelian orang -orang yang belum pulih sama sekali. Selain itu, dari pihak internasional, masih ada ketidakpastian, antara lain, tentang dampak Trump, kebijakan moneter di negara -negara maju, dan juga ketegangan geografis di beberapa bidang.
“Itulah sebabnya situasi ini membutuhkan banyak upaya dari negara kita untuk memulai perjalanan perubahan, pencapaian kreatif dan untuk mendapatkan pertumbuhan pengemudi baru untuk pertumbuhan ekonomi,” kata Agus.
Leave a Reply