Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Menkomdigi: Platform tak hapus konten pornografi anak disanksi berat

JAKARTA (Anantara) – Menteri Komunikasi dan Meutyya Digital Menya dari Digital Mutya’s Digital Mutya dalam Digital Mutya’s Digital Mutya di Digital Mutya, yang gagal menghilangkan administrasi maksimum dan sanksi lainnya.

Melindungi anak -anak dari efek internet yang kasar adalah prioritas tertinggi. Tidak ada niat untuk mengabaikan kelalaian. Ini bukan hanya masalah hukum, tetapi tanggung jawab moral masa depan generasi muda, “kata Meutyya pada hari Senin.

Dia mengatakan bahwa setelah Leafya, dia menerima pejabat senior, Pratama, dan pekerjaan utama di Kementerian Komunikasi dan Pusat Pers Kakhara 2025, Jumat / 32).

Berdasarkan Menteri Komunikasi dan Informasi untuk 522 pada tahun 2024, sistem elektronik sistem elektronik (PSE UGC) diharuskan terdiri dari undang -undang penyalahgunaan.

Faktor -faktor terkait yang terkait dengan fotografi anak -anak dan teroris, PSE UGC harus menghilangkan isi pemberitahuan tersebut.

Sistem ini diimplementasikan untuk memastikan bahwa ia merespons dengan cepat terhadap konten kemungkinan mengancam Jaminan Sosial dan perilaku posisi digital.

Selain isi anak -anak dan penerima teroris, pemerintah juga membahas penghapusan hal -hal negatif lainnya yang melanggar aturan.

Ini termasuk citra telanjang (yang bukan proningingografi anak), permainan, termasuk investasi keuangan ilegal, serta makanan ilegal, obat -obatan dan kosmetik.

Undang -undang khusus ini berlaku untuk PSE UGHG dalam jangkauan pribadi, sesuai dengan poin yang berisi ketentuan telekomunikasi dan informasi nomor 522 pada tahun 2022. 2024.

Seperti langkah konkret, pemerintah telah mulai meluncurkan, sistem perekaman dan sanksi administrasi yang akan dikenakan pada bentuk PSE UGC dari pengawasan moderat.

Ini dilakukan sebagai struktur untuk memperkuat inspeksi pemantauan pertukaran sambil menciptakan tempat yang aman dan kompetitif bagi orang -orang di Indonesia.

“Saman adalah bukti berkomitmen untuk mempertahankan tempat yang tipis dan aman, terutama untuk anak -anak. Jelas bahwa panggung akan bertanggung jawab,” kata komunikasi dan informasi menteri.

Laporan Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan bahwa 2081-2023 telah menjadi 481 anak-anak menjadi korban korban dan kejahatan. Sementara itu, UNICEF mengatakan bahwa 3 dari 3 anak -anak di dunia dunia tidak pantas secara online.

Setelah langkah -langkah di negara -negara seperti Australia dan Uni Eropa, Menteri Komunikasi dan Laporan menekankan pentingnya pengembangan keamanan digital.

“Indonesia seharusnya tidak tinggal. Kecacatan Samán, kami mengambil langkah besar untuk melindungi warga sipil dari apa yang buruk,” simpul Metya.

Gerakan ini diharapkan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat dan sehat, serta pemerintah yang solid dari pemerintah tidak akan meninggalkan ancaman keamanan digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *