Jakarta (Antara) – Komisi Dewan Perwakilan Rakyat Vii Evita menekankan pentingnya sinergi antara kementerian dan lembaga dan kerja sama global dengan merek internasional untuk mempromosikan ekonomi kreatif (EKRAF) di Indonesia dan untuk memperkuat promosi global.
“Kami membutuhkan terobosan besar dalam hasil kerja sama/institusi antar-gaya yang dimulai dari Kementerian Kreatif Urusan Ekonomi, Kementerian Industri, Kementerian Pariwisata, Kementerian SOE,” kata Evita dalam pernyataan Jakarta pada hari Kamis .
Evita menekankan hal ini dalam pertemuan kerja di Ruang Perwakilan (Raker) dengan Komisi VII dengan Kepala Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Reflektif/Kabrafraf) di Senayan, Jakarta, yang dibangun oleh Parlemen Teuku Riefy Harya Indonesia.
“Ini tidak dapat dilakukan sendiri, kami mendorong pelayanan/institusi ini untuk duduk di hilir konsep besar dan strategi umum,” katanya.
Menurut Evita, potensi ekonomi kreatif Indonesia sangat tinggi, sehingga membutuhkan kontak untuk menghasilkan gelombang atau efek besar di pasar global.
Kolaborasi dengan Global Brands adalah strategi penting untuk pemasaran produk kreatif. Dia juga berharap bahwa kementerian yang relevan akan dapat mengundang merek internasional untuk berkolaborasi dengan produk -produk kreatif di negara ini, seperti Batik.
“Anda dapat bekerja dengan merek global. Seperti Dior, Louis Vuitton Batik, itu harus dilakukan lebih sering,” katanya.
Evita juga menekankan kemungkinan kerja sama dengan restoran atau toko internasional yang dapat memperkuat posisi produk kreatif di Indonesia.
Menurutnya, Indonesia adalah permintaan kuliner. Indonesia adalah sumber rempah -rempah terbaik di dunia, dengan banyak kekayaan laut.
“Dikombinasikan dengan tradisi yang tidak memiliki perbandingan, serta orang -orang kreatif di banyak di lantai bawah. Ini adalah modal yang bagus untuk mendorong lebih banyak produk lokal yang kompetitif di pasar global,” katanya.
Dia juga meminta diaspora Indonesia untuk secara aktif memasarkan produk -produk lokal di negara -negara tersebut.
“Diaspora Indonesia harus terlibat dalam kampanye ini. Orang yang bekerja dengan restoran internasional dengan menu khas Indonesia. Demikian juga, kerajinan atau kerajinan, film, animasi, musik, seni pertunjukan, dan sebagainya,” katanya.
Selain itu, Evita menambahkan bahwa media juga perlu memainkan peran strategis dalam mempromosikan total produk nasional. Media dianggap sebagai alat yang efektif untuk memperluas dimensi produk kreatif ke pasar yang lebih besar.
“Media kami dapat memimpin ekonomi kreatif. Pada saat yang sama, kami lebih dikenal untuk mendorong produk kami yang luar biasa.
Evita juga memiliki visi, pengaturan yang mendukung perlakuan yang adil bagi perusahaan dalam ekonomi kreatif, dan menyederhanakan aturan lisensi yang menagih, memberikan insentif kepada perusahaan ekonomi kreatif lokal dalam strategi untuk menyediakan dana dana stimulan untuk stimulan.
“Termasuk sumber daya manusia dan pengembangan kualitas sehingga ekosistem yang baik dibangun untuk mendorong industri kreatif menjadi lebih maju dan sangat kompetitif,” tambahnya.
Evita juga mengusulkan untuk memperkuat peran pemerintah, yang diselenggarakan dengan mengembangkan kreativitas buatan rumah dan pusat -pusat kreatif atau bentuk kerja sama lain yang terkait dengan orang atau perusahaan kreatif yang diharapkan untuk mempercepat inovasi di berbagai bidang ekonomi kreatif.
Leave a Reply