Jakarta (Antara) – Ratusan penggemar K-Pop atau dikenal K-Popers ikut berunjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta pada Kamis, menolak rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen. Yang mulai berlaku pada tahun 2025.
Aksi tersebut diselenggarakan oleh relawan Anies Baswedan, HumAnies Project yang bekerja sama dengan Nctzen Humanity, sebuah gerakan sosial yang sebelumnya terlibat dalam pembelaan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Himawan (25), tim kampanye proyek HumAnies, menjelaskan aksi tersebut melibatkan sekitar 300-400 peserta yang sebagian besar berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
“Kenaikan PPN ini akan memberikan dampak yang sangat besar bagi komunitas K-Popers. “Kami sering membeli album, merchandise, dan tiket konser dari luar negeri,” ujarnya.
Dengan kenaikan PPN maka harga barang-barang tersebut juga akan semakin tinggi, termasuk tiket konser yang saat ini sudah mahal.
Menurut Himawan, komunitas K-poppers termasuk yang terdampak kenaikan PPN karena aktivitas konsumsinya banyak melibatkan barang impor.
Bahkan, kenaikan pajak ini juga diprediksi akan berdampak pada layanan streaming seperti Netflix dan Vue yang kerap digunakan para pecinta drama Korea.
K-Popers membawakan makanan khas berupa poster, light stick, dan spanduk dengan PPN 12 persen di depan Istana Negara, Jakarta pada Kamis (19/12/2024). Antara/Yamsina Havanan Himwan menjelaskan, aksinya yang dipersiapkan secara spontan hanya dalam satu hari, namun berhasil mendapat dukungan besar dari berbagai kelompok penggemar (fandom), antara lain NCTzen Humanity (NCT Fandom), MyDay (DAY6 Fandom), serta K- telah Komunitas popper.
Peserta aksi membentangkan spanduk kreatif bertuliskan nama fandomnya, lightstick khas K-poppers, dan pernak-pernik fandom yang dijadikan tanda pengenal para peserta aksi.
Tak hanya itu, konsumsi berupa air mineral dan nasi kotak serta ambulans juga disediakan oleh proyek HumAnies.
Himawan mengatakan, langkah tersebut sebenarnya terinspirasi dari langkah serupa yang terjadi di Korea Selatan baru-baru ini. “Kami rasa ini saat yang tepat untuk menyampaikan keprihatinan, apalagi regulasi konser di Indonesia masih belum jelas,” ujarnya.
Menurut dia, harga tiket konser beberapa kali lipat lebih mahal dari UMR, selain itu kenaikan PPN pasti akan memperburuk keadaan.
Proyek HumAnies mengungkapkan, aksi tersebut juga didukung oleh donasi dari berbagai komunitas.
Komunitas sosial kemanusiaan NCTzen berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 30 juta, sedangkan sisa dana sidang pengamanan putusan MK sebelumnya juga digunakan untuk kebutuhan logistik sidang hari ini.
Peserta aksi berharap pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan kenaikan PPN.
“Kami ingin kenaikan ini dibatalkan karena komunitas kami sangat terdampak. Konser K-pop dan merchandise sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan hiburan kami. Jika kebijakan ini diterapkan, beban keuangan kami akan semakin berat,” kata dalam pidatonya. dari peserta aksi.
Dengan rasa persatuan yang tinggi, para K-poppers menyuarakan aspirasinya melalui aksi damai tersebut.
Ia berharap pemerintah mendengarkan suara generasi muda yang berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia.
Leave a Reply