Pontianak (ANTARA) – Menteri Pertanian Andi Amran Suleiman menyatakan keyakinannya Kalimantan Barat berpotensi menjadi eksportir pangan ke Indonesia.
“Hari ini saya pertama kali melihat perkembangan sawah di Kalbar yang meliputi 240.000 hektare sawah dan 300.000 hektare tegalan. Di Kalbar 240.000 hektare sawah bisa dioptimalkan untuk tiga tanaman dan 300.000 hektare. sawah. “Kita bisa memproduksi beras dalam jumlah besar, jika dimanfaatkan secara maksimal maka cita-cita kita menjadi eksportir pangan pada tahun 2025. akan terlaksana,” kata Andi di Pontianak saat kunjungan kerja ke Kalimantan Barat, Kamis.
Ia menjelaskan, sawah Kalbar mampu menghasilkan gabah 3,6 juta ton per tahun dalam tiga musim tanam, dengan produktivitas mencapai 5 ton per hektar. Namun pertanian dataran tinggi, yang berencana menghasilkan tiga ton per hektar, dapat meningkatkan pasokannya sebesar 900.000 ton.
Andi mengatakan, jika peluang ini muncul, Kalbar tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan beras dalam negeri, tapi juga mampu bersaing di pasar internasional.
“Kalimantan Barat yang biaya produksinya rendah, bisa mengungguli Vietnam, Thailand, dan India. Biaya distribusinya rendah karena hanya Malaysia yang menggunakan jalur darat.”
Ia juga mencontohkan Kalbar mampu memenuhi kebutuhan Malaysia impor beras sebanyak 3-4 juta ton per tahun seperti negara tetangga.
Selain padi, Andy memuji prestasi Kalbar di bidang holtikultura, khususnya pertumbuhan jeruk.
“Saya sangat menikmati jeruk Pontianak. Dulu kami kesulitan menjual jeruk Pontianak, tapi sekarang membuahkan hasil.”
Menurut Andy, keberhasilan tersebut memerlukan kerja sama pemerintah daerah, TNI, Polri, dan Departemen serta dukungan masyarakat setempat.
Ia berharap Kalimantan Barat menjadi gudang pangan nasional dan hub ekspor serta memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
“Tidak ada yang mustahil tanpa kerja sama dan koordinasi yang baik. Kalimantan Barat memiliki apa yang diperlukan untuk menjadi kekuatan pangan global.”
Dengan tujuan ambisius tersebut, Kalimantan Barat diharapkan dapat menjadi contoh sukses program ketahanan pangan dan ekspor Indonesia di masa depan.
Leave a Reply