Jakarta (ANTARA) – Pengamat budaya dan komunikasi digital Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menyarankan para pembuat konten untuk berdialog terlebih dahulu dengan sumber pembuat konten yang tepat saat membuat konten.
Selain itu, konten yang didistribusikan mengangkat topik sensitif seperti bencana atau kecelakaan, sehingga pembuat konten harus memastikan persetujuan dari sumber terkait.
“Perlu ada dialog itu. Ini benar-benar percakapan seperti, ‘Apakah Anda membutuhkan saya untuk membuat konten seperti ini?’ Kalau konten itu viral, maka akan mendapat banyak bantuan atau simpati dari banyak orang. Katanya, itu tidak perlu dan janggal. “Itu terbongkar, jadi tidak ada kontennya,” kata Firman, Selasa.
Selain mengajak berdialog dari narasumber terkait, Firman juga berpesan kepada para pembuat konten agar jika memutuskan membuat konten yang akan dilihat oleh banyak pengguna media sosial, sebaiknya mempertimbangkan situasi mereka sendiri jika berada dalam situasi yang sama.
Pastikan tujuan membuat konten bukan sekedar untuk memberi manfaat bagi diri sendiri atau mengejar trafik media sosial, agar konten yang Anda bagikan selalu bermanfaat dan berdampak baik bagi audiens Anda.
“Kalau kalau dipikir-pikir, lebih menguntungkan Anda daripada sumbernya misalnya, atau Anda tidak membutuhkan orang-orang yang terlibat misalnya, maka Anda tidak perlu (intinya),” kata Firman.
Firman juga mengatakan, para pembuat konten juga dapat memanfaatkan modul Pendidikan Literasi Digital milik pemerintah yang disajikan dengan empat pilar yaitu keterampilan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital.
Modul dapat diakses secara bebas oleh masyarakat melalui website https://gnld.siberkreasi.id/modul/
“Penting (untuk dipedomani), justru itu yang perlu dicapai. Jadi keberadaan empat pilar ini mungkin juga bermula dari kekhawatiran bahwa konten yang banyak terjual atau ingin diperhatikan sering kali mengkomodifikasi atau bermakna hal-hal yang tidak diinginkan. bukan komoditas sebagai komoditas,” kata Word.
Terkait kiprah para pembuat konten, belakangan ini warganet ramai membahas tentang pembuat konten Uya Kuya hingga mendapat teguran dari warga sekitar saat membuat video di depan rumahnya yang rusak akibat kebakaran di Altadena, Amerika Serikat.
Uya dituding tidak simpatik kepada masyarakat sekitar karena membuat video di lokasi kebakaran. Namun Uya memberikan klarifikasi dan mengatakan bahwa tujuan pembuatan video tersebut adalah untuk memberikan informasi mengenai kebakaran di LA karena banyak pihak yang menyebut bencana tersebut adalah hoax.
Ia juga mengatakan telah meminta izin kepada otoritas terkait, dalam hal ini polisi dan FBI, sebelum merekam video tersebut.
Leave a Reply