Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Jaksel gencarkan STBM untuk cegah stunting

Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan memperluas program sanitasi menyeluruh di masyarakat dengan membangun septic tank untuk mencegah stunting dan menciptakan lingkungan bersih dan sehat.

“STBM harus dihilangkan, terutama masalah buang air besar sembarangan (ODF), karena merupakan salah satu penyebab berbagai penyakit pada anak,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Yudi Dimyati, saat dihubungi di Jakarta. , Jumat.

Yudi mengatakan, Pemkot Jakarta Selatan terus memperluas STBM, salah satunya menghilangkan kebiasaan ODF atau BAB.

Diharapkan dengan terciptanya lingkungan yang bersih tanpa pencemaran air di masyarakat dapat menimbulkan penyakit seperti diare.

Mereka percaya bahwa anak-anak yang terkena penyakit ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya sehingga mengakibatkan stunting. Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Jaksel) Jakarta Selatan fokus menangani masalah tersebut.

Misalnya diare, lalu pencemaran air, akhirnya mengganggu tumbuh kembang anak,” ujarnya.

Satu septic tank bisa digunakan untuk 10-15 Kepala Keluarga (KK). Pembangunan septic tank dalam program STBM menargetkan 6-10 kecamatan yang menjangkau wilayah ODF.

Selain membangun septic tank, mereka juga berupaya menyediakan air bersih, mengolah limbah, dan meningkatkan sanitasi di rumah.

Anggaran tersebut diterbitkan bekerja sama dengan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pengembangan septic tank di Jakarta Selatan.

Untuk mencegah penyebaran penyakit lingkungan dan memutus rantai penularan penyakit, program STBM harus dilaksanakan.

STBM didasarkan pada lima pilar yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS), Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga.

Berdasarkan data STBM Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, jumlah rumah tangga atau keluarga yang masih melakukan BAB pada tahun 2023 adalah 5,47% dari seluruh rumah tangga di provinsi DKI Jakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *