Jakarta (ANTARA) – Psikiater Universitas Indonesia Dr. Livia Iskandar M.Sc, Psikolog, mengatakan, ketika tinggal bersama seseorang yang terkena musibah atau musibah, sebaiknya mendapat dukungan berupa batu sesuai kebutuhan.
“Yang pertama harus ditanyakan adalah “Ada yang bisa saya bantu?” ini, kami tidak mengecek ke orangnya, yang berwenang harus kami,” kata Livia saat dihubungi ANTARA, Senin.
Salah satu pendirinya adalah Plt. Direktur Eksekutif Yayasan Pulih mengatakan, ketika berada di lingkungan bencana, mereka yang datang harus memiliki pemahaman dan memahami keadaan para korban. Pemahaman tersebut bisa dicapai dengan memahami jika Anda berada pada posisi korban yang kehilangan harta benda akibat bencana dan menawarkan bantuan saat diminta.
Ia juga mengatakan, sebaiknya jangan membuat korban bersedih dengan kata-kata penyemangat, karena hal itu tidak diperlukan dalam keadaan darurat.
“Jadi sebaiknya kita mendengarkan seperti itu, lalu kita mencari informasi yang bisa kita bantu dari apa yang disampaikan, kita memberikan dukungan atau berhubungan dengan penyedia layanan, jangan bicara seperti itu, layanan keras menurut saya, “dia dikatakan.
Livia juga memberikan dukungan lain dalam proses berkabung, termasuk mengingatkan jika diperbolehkan, seperti menggandeng tangan atau menerima jika hubungan sudah cukup dekat.
Penting juga untuk menunjukkan “rasa hormat” kepada para korban dengan tidak melanggar hak privasi seperti mengambil gambar atau memasuki situs tanpa izin dari pemiliknya. Sebaliknya jika tidak memungkinkan untuk membantu, maka dapat mencarikan uang bagi masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhannya.
“Tentu saja kita harus menunjukkan rasa hormat kepada mereka yang dirugikan, kepada mereka yang terkena dampak. Katanya, kita harus menunjukkan rasa hormat dan tidak melanggar hak privasi,” ujarnya.
Leave a Reply