Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur membutuhkan lebih banyak data untuk mengonfirmasi hasil pemeriksaan korban kebakaran Glodok Plaza, Taman Sari, Jakarta Barat pada Rabu (15/1). ) malam .
Berdasarkan laporan tersebut, kami akan mengumpulkan data ante mortem sebanyak-banyaknya, kata Direktur RS Polri Yandokpol, DVI Kompol Ante Mortem Hery Wijatmoko di RS Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri Kramat Jati. , Jakarta Timur, Jumat.
Hery mengatakan, semakin banyak data yang masuk, maka akan semakin mudah untuk mengaitkan data tersebut dengan jenazah korban yang sudah berada di RS Polri.
“Dengan demikian, hasil diagnosa ante mortem bisa segera kita bandingkan dengan data visum yang kita selidiki di kamar jenazah,” kata Hery.
Selain itu, Hery berharap keluarga yang berangkat berasal dari keluarga inti, seperti orang tua atau anak. Oleh karena itu, pengambilan sampel DNA korban bisa dilakukan dengan mudah.
Nah, Hery mengatakan, data dukungan dari teman, kerabat dekat, atau laporan dukungan bisa berupa data lain dari RS Polri.
“Jadi perlu juga data pendukungnya, misalnya dari teman. Misalnya saat kejadian, temannya (dari kebakaran) muncul tapi dia tidak muncul, maka bisa data lain untuk ditampilkan,” jelasnya. . Semoga beruntung
Delapan laporan diterima hingga pukul 11.30 WIB di Pos Ante Mortem DVI Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri Kramat Jati.
Dari laporan tersebut, menurut Hery, tidak menutup kemungkinan akan melaporkan korban yang sama dan nantinya RS Polri akan memproses dan menggabungkan informasi serupa.
“Mungkin ada dua orang yang melaporkan orang terluka yang sama, nanti bisa kita selesaikan. Itu biar lebih bagus informasinya. Misalnya di rumah sakit tempat dia dioperasi saat itu, nah, datanya bisa didapat, bisa didapat. Itu juga bagus dan bermanfaat” kata Hery.
Menurut Hery, kriteria korban ada tiga, yakni mungkin, nyata, dan nyata. Seiring tim Anda terus memperoleh laporan sebanyak mungkin untuk memperkuat data yang ada.
RS Polri juga bisa mengambil sampel lain, misalnya pakaian korban, topi, kaos kaki, dan barang lainnya.
Dalam hal ini, RS Polri bekerjasama dengan Dinas Pusdokkes dan Bidang Laboratorium DNA yang mengambil sampel keluarga secara langsung.
Leave a Reply