Semarang, Jawa Tengah (Antara) – Kementerian Pekerjaan Umum mengungkapkan penggunaan teknologi Weigh-in-Motion (WIM) dapat mencegah kendaraan over-dimension dan kelebihan beban (ODOL).
“Kita sudah bisa menggunakan teknologi WIM, namun hal ini perlu diskusi lebih lanjut dengan Kementerian Perhubungan dan pihak kepolisian terkait regulasinya,” kata Willan Octavian, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Pulau Jawa. .
Menurutnya, kendaraan ODOL merupakan rumah atau pekerjaan rumah bagi seluruh pemangku kepentingan terkait.
“Soal ODOL, kami harapkan ada tindakan dan penertiban dari pihak kepolisian. Padahal, ini pekerjaan rumah bersama. Sementara upaya ODOL hanya sebatas di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPCB), Weybridge. bisa menghubungkan situs-situs tersebut menggunakan metode digital,” ujarnya.
Berdasarkan penjelasan di situs resmi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (KmenHub) Kementerian Perhubungan, WIM merupakan alat penimbangan gerak yang dirancang untuk menangkap dan mencatat berat gandar dan massa kotor suatu kendaraan yang sedang beroperasi. posisi Matius.
Alat ini dikatakan dapat mengatasi masalah keretakan transport ODOL.
Sebagai informasi, pakar otomotif Jens Martins Pasaribu dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menyarankan agar pengawasan terhadap truk yang kelebihan muatan atau dikenal dengan istilah ODL (Over Dimension Overload) sebaiknya diperketat dengan bantuan teknologi digital.
Teknologi digital dinilai bisa menjadi solusi yang lebih efisien, akurat dan efektif untuk melacak kendaraan yang melanggar batasan pengukuran dan muatan.
Dengan bantuan teknologi, pemantauan dapat dilakukan baik secara real time maupun jarak jauh, sehingga meningkatkan transparansi dan menghemat banyak waktu.
Berbagai teknologi, seperti sensor, kamera, dan sistem WIM, memungkinkan truk diperiksa secara otomatis tanpa perlu berhenti, sehingga mengurangi kemacetan dan mengurangi waktu tunggu di pos pemeriksaan.
Leave a Reply