Jakarta (ANTARA) – Ekonom Lembaga Kajian Ekonomi dan Sosial (LPEM) FEB UI, Teuku Riefky, menilai Indonesia bisa mengambil manfaat dari kebijakan proteksionis Presiden Amerika Serikat (AS) yang terpilih kembali, Donald Trump.
“Secara historis, Trump adalah seorang yang proteksionis. Tapi nyatanya, hal itu tidak serta merta menjadi pertanda buruk bagi Indonesia. Padahal, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan jika kita bisa bersiap, kata Riefky saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Jika Trump melanjutkan kebijakan proteksionisnya, seperti yang dilakukannya pada masa jabatan pertamanya pada tahun 2017 hingga 2021, katanya, peta perdagangan dan investasi global akan terdistribusi kembali.
Pasalnya, sikap proteksionisme Trump akan menaikkan tarif impor terhadap negara-negara yang berdagang dengan AS, khususnya Tiongkok. Jika bea masuk naik, kemungkinan akan terjadi pergeseran mitra dagang.
“Misalnya kalau tarif antara AS dan Tiongkok naik, maka AS tidak lagi mengimpor dari Tiongkok tetapi dari Meksiko. Seperti Tiongkok, tidak mungkin lagi mengimpor dari AS tetapi dari Vietnam atau Eropa. Jadi akan terjadi redistribusi barang. rantai pasokan global,” jelasnya.
Pada saat yang sama, arus investasi mengikuti arah perdagangan. Jika tarif antara AS dan Tiongkok tinggi, Anda dapat memindahkan investasi Anda ke negara lain yang tarifnya tidak terlalu tinggi.
Ia yakin Indonesia bisa memanfaatkan situasi ini.
Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk mengikuti perkembangan arah kebijakan perdagangan AS di bawah pemerintahan Trump.
Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS tahun 2024 melawan saingannya dari Partai Demokrat dan Wakil Presiden petahana Kamala Harris, demikian laporan lembaga jajak pendapat dan media besar AS pada 6 November.
Pada tanggal 8 November, Associated Press (AP) melaporkan bahwa Trump telah memenangkan 295 suara elektoral, melampaui 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilihan presiden AS.
Harris, sementara itu, sejauh ini baru meraih 226 suara elektoral.
Namun pemilu presiden AS 2024 masih belum usai karena masih ada beberapa proses sebelum Trump bisa resmi dinyatakan sebagai presiden terpilih dan dilantik.
Leave a Reply