Jakarta (ANTARA) – Penelitian baru menunjukkan bahwa gaya hidup sehat dan olahraga teratur dapat membantu menjaga otak tetap awet muda.
Ditulis dalam laman Kesehatan Senin (13/1), sebuah penelitian yang diterbitkan 20 Desember di Alzheimer’s and Dementia, jurnal Alzheimer’s Association, para peneliti di Swedia menggunakan kecerdasan buatan dan pemindaian otak untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lansia. kehidupan dan kesehatan otak.
Data menunjukkan bahwa peserta dengan diabetes, stroke, dan aktivitas fisik rendah juga lebih mungkin memiliki “kesenjangan usia otak”. Ini mengacu pada perbedaan antara usia otak yang terlihat secara biologis (usia otak) dan usia kronologis seseorang yang sebenarnya.
Usia otak yang lebih tua dikaitkan dengan peradangan, perubahan materi putih, dan tanda-tanda kesehatan otak yang buruk yang meningkatkan risiko penurunan kognitif.
“Pilihan yang diambil orang dalam hidup, seperti aktivitas fisik, keterlibatan sosial, seberapa banyak stimulasi kognitif yang mereka lakukan, semua ini dapat memengaruhi umur otak manusia,” kata Ambar Kulshreshta, MD, PhD, MPH, associate professor of family kedokteran dan pencegahan di Emory School of Medicine.
Dalam sebuah penelitian terhadap 739 pria Swedia berusia 70 tahun yang sehat, orang-orang cenderung memiliki perbedaan usia otak yang lebih besar atau otak tampak lebih tua jika mereka dilaporkan tidak aktif secara fisik, menderita diabetes, atau memiliki riwayat stroke atau serangan iskemik transien. (TIA).
Sebaliknya, orang pradiabetes memiliki otak yang lebih muda, sama seperti orang gemuk yang rutin berolahraga.
Hasil penelitian ini menyoroti peran gaya hidup dan kondisi kesehatan umum seperti diabetes, penyakit jantung, atau obesitas terhadap penuaan otak. Mereka juga berpendapat bahwa olahraga dapat mengimbangi dampak potensial dari setidaknya salah satu faktor risiko ini.
“Kesehatan pembuluh darah penting untuk kesehatan otak dan setiap organ karena setiap organ membutuhkan darah,” kata David Jones, MD, peneliti di Mayo Clinic Alzheimer’s Disease Research Center.
Penulis studi Anna Marseglia, PhD, neuropsikolog dan asisten profesor di departemen geriatri klinis di Karolinska Institutet Swedia, juga mengatakan bahwa aktivitas fisik, betapapun intensnya, memberikan banyak manfaat bagi otak karena meningkatkan sirkulasi darah untuk menjaga kesehatan. .
Leave a Reply