Jakarta (Antara) – Suku Dinas Keamanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) di Jakarta Pusat memantau budaya konsumsi ikan berkelanjutan untuk mencegah stunting di wilayah tersebut.
“Kami akan membantu memantau pertumbuhannya sepanjang tahun untuk mencegah stunting di Jakarta Pusat,” kata Kepala KPKP Cabang (Sudin) Jakarta Pusat Penty Unesi saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Pemantauan ini dilakukan bersama pemangku kepentingan terkait (partisipatif) antara lain Kementerian Kesehatan, Dinas Pendidikan dan lintas sektor seperti sekolah.
“Kami juga punya operasi ‘pertanian perkotaan’ untuk menanam sayuran dan buah-buahan untuk makanan. Itu sudah direncanakan, jadi ini bukan ‘acara’,” kata Penty.
Penty berharap seluruh upaya tersebut dapat bertahan untuk mencegah atau mengurangi stunting dan menjadikan Jakarta Pusat sebagai kota yang aman pangan.
Selain itu, pihaknya SDN Kampung Bali 03 Pagi, Kampung Bali, Tanah Abang menggelar Gerakan Safari Promosi Mancing (Gemerican) yang merupakan rangkaian terakhir tahun 2024 di Jakarta Pusat pada Jumat (29/11).
Tentu saja, kata Penty, cara mencegah anak stunting adalah dengan memberikan makanan bergizi seperti olahan ikan.
Olahan ikan sangat bermanfaat untuk kecerdasan, energi, kesehatan, dan ketahanan terhadap penyakit pada anak. Untuk mendorong hal tersebut, kata dia, anak-anak harus gemar makan ikan sejak dini.
Penty mengatakan, jika ingin anak sehat, harus dimulai sejak kecil dengan adanya kemitraan antara orang tua, lingkungan, dan pemerintah.
Terdapat 1.080 anak dengan data stunting yang terkonfirmasi oleh Dinas Kesehatan Jakarta Pusat (JAKPUS) akibat intervensi simultan stunting yang dilakukan pada Juli 2024.
Rinciannya, bayi di Desa Bendungan Hilir Kecamatan Tanah Abang sebanyak 213 bayi, 48 bayi, Kebon Kakang (33), Kampung Bali (30), Pethamburan (37), Karat Tengsin (13), Kebon Melati (48), Gelora (4) ).
Kemudian di Kecamatan Sawaha Besar, Desa Karang Anyar (46), Manga Dua Selatan (55), Kartini (27), Pasar Baru (15) dan Gunung Sahari Utara (17) berjumlah 160 bayi.
135 di Kabupaten Johor Baru, 43 di Kabupaten Tanah Tinggi, 13 di Johor Baru, 49 di Galur dan 30 di Kampung Rawa.
Leave a Reply