JAKARTA (ANTARA) – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan masih ada ruang penurunan suku bunga BI-Rate pada tahun 2025.
“Untuk kebijakan suku bunga BI-Rate akan terus kami pandu agar inflasi tetap tepat sasaran dan masih kita miliki,” kata Perry dalam rapat kerja Komite ke-11 DPR RI. ruang untuk penurunan suku bunga.
Pada rapat Dewan Pengurus (RDG) BI Oktober 2024, suku bunga BI dipertahankan sebesar 6%, suku bunga deposito sebesar 5,25%, dan suku bunga fasilitas kredit sebesar 6,75%.
Selain itu, bank sentral Indonesia mengarahkan kebijakannya untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan pada tahun 2025.
“Kami sebelumnya telah menyampaikan arah kebijakan Bank Indonesia pada tahun 2025 untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter kita akan seimbang untuk mendukung stabilitas, mendorong stabilitas, dan mendorong pertumbuhan,” ujarnya. “
Perry mengatakan kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran akan terus mendukung pertumbuhan. Selain itu, BI membuka kemungkinan penurunan BI-Rate pada tahun 2025.
“Adapun kebijakan suku bunga BI-Rate akan terus kami arahkan untuk memastikan inflasi sesuai sasaran, dan kami memperkirakan masih ada ruang untuk penurunan suku bunga,” ujarnya.
Sesuai dengan rencana pengembangan pasar valuta asing yang akan diperbaharui hingga tahun 2030, Bank Indonesia akan terus melakukan stabilisasi nilai tukar melalui penguatan intervensi dan strategi penyelenggaraan devisa yang berorientasi pasar, pendalaman pasar valas dan pasar valas.
Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah mengenai kebijakan fiskal dan moneter, kelompok pengendalian inflasi, dan promosi sektor riil.
Selain itu, kebijakan promosi likuiditas makroprudensial (KLM) akan terus mendorong kredit dan pembiayaan pada industri prioritas mulai tahun 2025 dan fokus pada industri yang menyerap lebih banyak lapangan kerja.
Akibatnya, kebijakan makro lainnya masih akomodatif, termasuk perubahan suku bunga acuan kredit dan koordinasi Dewan Stabilitas Sistem Keuangan (FSB), ujarnya.
Di bidang sistem pembayaran, BI juga akan terus melaksanakan rencana sistem pembayaran Indonesia, meliputi infrastruktur, industri, inovasi dan pengembangan rupiah digital, serta perluasan sistem pembayaran.
Nantinya pada tahun 2025, QRIS menargetkan 50 juta pengguna dan 40 juta merchant, serta volume transaksinya mencapai 5,5 miliar orang. Direncanakan peningkatan volume transaksi pembayaran digital sebesar 25%. BI juga akan terus mendukung elektronikisasi transaksi keuangan pemerintah.
Leave a Reply