Jakarta (ANTARA) – PT Pelindo Terminal Petikemas (PTP) Nonpetikemas menyambut tahun 2025 dengan perluasan strategis dan modernisasi operasional terminal untuk meningkatkan efisiensi dan mendukung pengembangan logistik tanah air.
“Melihat tahun 2025, PTP Nonpetikemas akan memperluas pasar dengan strategi disrupsi banyak kategori dan mengembangkan layanan pondasi kelautan berstandar internasional,” kata CEO PTP Nonpetikemas Indra Hidayat Sani dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Fokus utama PTP Noncontainer meliputi jasa curah cair, angkutan curah dan kargo umum, yang berhasil memberikan dampak positif terhadap efisiensi dan dukungan proyek strategis nasional.
PTP Noncontainer telah menerapkan keseimbangan, perencanaan dan integrasi di seluruh pelabuhan berdasarkan enam pilar utama yaitu Proses, Teknologi, Peralatan, HSSE (Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan), Infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Penerapan sistem PTOS-M terbukti efektif, mengurangi downtime stasiun rata-rata sebesar 33 persen dari 3 hari menjadi 2 hari dan meningkatkan keselamatan operasional.
“Perubahan ini juga memberikan dampak positif, seperti peningkatan efisiensi, penurunan biaya logistik, dan peningkatan keamanan kerja.” Penerapan sistem PTOS-M juga memungkinkan operasional berjalan tanpa batas, sehingga meningkatkan efisiensi dan transparansi,” kata Indra.
PTP Noncontainer mengalami peningkatan produksi operasional hingga November 2024 di berbagai divisinya berkat perubahan yang dilakukan. Pencapaian terbesar salah satunya diraih oleh Divisi Tanjung Priok yang mencatatkan produksi tertinggi pada general kargo dengan pencapaian sebesar 4.090 T/S/D (ton per kapal per hari).
Tak hanya itu, unit Teluk Bayur juga tampil gemilang dengan mencapai fraksi cair sebesar 116 persen dari target RKAP pada November 2024 (6.278 T/S/D dari target 5.399 T/S/D).
Sementara itu, divisi Bengkulu mencatatkan hasil yang mengesankan dengan peningkatan produksi curah cair sebesar 151 persen (1.048 T/S/D dari target 691 T/S/D) dan curah kering mencapai 119 persen (8.226 T/S/D dari target 691 T/S/D). target sebesar 6.878 N/S/D).
Selain itu, divisi Pontianak juga mencatatkan kinerja baik dengan pencapaian 112 persen pada kategori curah cair (3.164 T/S/D terhadap target 2.818 T/S/D), 167 persen pada kategori curah kering (953 T/S/ D dari target 570 T/S/D), 141 persen kategori general cargo (1.728 T/S/D dari target 1.219 T/S/D), dan 128 persen pada kategori tas (549 T/S/D dari target 427 T/S/D).
Sektor Jambi mengalami pertumbuhan luar biasa dengan mencapai 177 persen pada curah cair (1,738 T/S/D terhadap target 981 T/S/D) dan 542 persen pada kargo umum (3,752 T/S/D terhadap target 692 T/ S /D).
“PTP Noncontainer juga berperan aktif dalam mendukung Pelayanan Proses Nasional (PSN), termasuk proyek PT Borneo Alumina Indonesia Memelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Terminal Kijing. bahan baku mineral,” ulang Indra.
Ia menegaskan, berbagai capaian yang diraih PTP Noncontainer pada tahun 2024 merupakan contoh komitmen PTP Noncontainer dalam mendukung pengembangan sektor logistik dan infrastruktur tanah air.
Proyek kontainer pertama di Ketapang, yang menangani proyek alumina tingkat smelter, hingga perluasan operasi di Terminal Kijing untuk menangani produk baru seperti caustic soda, menunjukkan upaya kami untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan layanan.
“Kami juga bangga dapat menyediakan layanan lepas pantai di tiga lokasi strategis di Jakarta, Lokseumawe dan Banyuwangi untuk mendukung industri minyak dan gas tanah air.” Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras seluruh tim serta dukungan penuh dari mitra dan pelanggan kami,” kata Indra.
Saat ini, PTP melayani klien domestik dan internasional termasuk Mubadala, Harbour Energy, HCML, Schlumberger dan Kangean Energy, Medco Energy, MGA.
Selain itu, PTP mengoperasikan enam Terminal Milik Terminal (TUKS), antara lain TLB Bengkulu, PTBA Teluk Bayur, dan Musim Mas Jambi, dengan rencana ekspansi lebih lanjut untuk membuka peluang kerja sama baru.
PTP Noncontainer berkomitmen melakukan modernisasi terminal melalui berbagai strategi, dengan mitra seperti PBM, TUKS dan BUP untuk meningkatkan operasional terminal dengan fokus pada efisiensi.
“Melanjutkan pemanfaatan fasilitas primer yang lebih modern dan komitmen penerapan prinsip K3 (Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan) serta optimalisasi fasilitas pelabuhan dengan menjaga aset pelabuhan dan berkontribusi pada investasi bersama,” tegas Indra.
PTP Noncontainer juga mengadopsi prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) dan proses berdasarkan penilaian bisnis untuk memastikan layanan yang andal, efisien, dan kepuasan pelanggan.
Selain itu, program edukasi kepada pelayaran, mitra bongkar muat, dan jasa pelayaran juga menjadi fokus utama guna menciptakan sinergi yang lebih baik.
Melalui penerapan strategi ini, tujuan PTP Noncontainer adalah untuk meningkatkan produktivitas dan produktivitas, mengurangi biaya langsung dan tidak langsung, keseimbangan material dan peralatan, serta perencanaan dan manajemen yang lebih baik.
Leave a Reply