Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 500 personel dari beberapa organisasi disiplin daerah (OPD) dan instansi terkait lainnya disiagakan untuk menangani bencana saat musim hujan.
Kesiapan personel gabungan itu terlihat dari massa yang berkumpul di halaman Gedung Wali Kota Jakarta Timur, Senin.
Sekretaris Kota Jakarta Timur Kusmanto yang memimpin aksi demonstrasi mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk mengecek dan memastikan kesiapan infrastruktur yang ada.
Menurutnya, hal ini merupakan upaya proaktif jika terjadi bencana seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, angin kencang, hingga penyebaran penyakit yang sering muncul saat musim hujan.
“Jakarta Timur termasuk wilayah yang rawan banjir. Sebab, sumbernya mungkin berasal dari Bogor, Jawa Barat, melalui sungai-sungai yang ada atau curah hujan lokal dengan intensitas tinggi,” kata Kusmanto.
Berdasarkan pengalaman tahun 2020, ada sekitar 75 titik rawan banjir di Jakarta Timur.
Berdasarkan pengalaman, Pemkot melakukan upaya infrastruktur seperti pembangunan waduk, normalisasi waduk dan saluran air, pengerukan sungai, waduk, waduk, dan sumur hisap.
“Kami juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang banjir, kebakaran, dan bencana lainnya,” kata Kusmanto.
Dengan upaya tersebut, Kusmanto yakin jumlah titik rawan banjir sudah mulai berkurang, namun ia tidak menyebutkan jumlahnya.
“Langkah-langkah yang dilakukan saat ini diharapkan bisa mengantisipasi banjir di Jakarta Timur, khususnya pada Januari 2025,” ujarnya.
Kusmanto juga mengajak semua pihak untuk mengoptimalkan mitigasi bencana di wilayah tersebut.
Ia juga mengimbau seluruh warga Jakarta Timur untuk bekerjasama membersihkan lingkungannya, terutama yang tinggal di daerah rawan banjir.
“Saya berharap seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah/Satuan Kerja Perangkat Daerah (UKPD/SKPD), Kepala Desa, dan Camat terus memperkuat personel, peralatan dan logistik di daerah rawan bencana, membersihkan tangki air, badan air dan pipa air, serta pangkas pohon.”pohon yang cenderung tumbang dan aktifkan posko siaga bencana” ujar Kusmanto.
Sementara itu, Kepala Satgas BPBD Jakarta Timur Sukendar mengungkapkan, acara kesiapsiagaan ini merupakan kelanjutan dari Instruksi Wali Kota Jakarta Timur Nomor e-0021 Tahun 2024 yaitu tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir Jakarta Timur 2024/2025 dan bersifat penantian. .
“Kami siap bersinergi dalam pengamanan banjir saat dan setelah kejadian. Tentunya seluruh personel gabungan juga siap dan memiliki peralatan yang sesuai,” ujarnya.
BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada 6-8 Desember 2024 dan kemungkinan berlangsung hingga 9 Desember 2024. Dampaknya bisa berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Pemprov DKI melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI dan BMKG kemudian melakukan operasi modifikasi cuaca dengan melakukan penyemaian awan di wilayah Barat Laut Jakarta, Lampung Timur, dan pesisir selatan Lampung mulai 7 Desember 2024.
Oleh karena itu, upaya ini bertujuan untuk mengurangi intensitas curah hujan di Jakarta.
Leave a Reply