Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengumumkan sekitar 13,5 ton ikan segar dari Kampung Nelayan Modern (Kalomo) yang dibangun Kementerian di Desa Samber-Binyeri, Biak, Papua. dia tiba. Pasar Jawa.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Lotharia Latif dalam sambutannya di Jakarta, Minggu mengatakan, sebanyak 13,5 ton ikan tersebut dikirim ke Semarang, Jawa Tengah oleh Koperasi Samber Binyeri Maju (KSBM) yang mengelola Kalamo.
Kelanjutan pengelolaan ikan yang dilakukan KSBM di pasar luar negeri Papua memberikan informasi kepada seluruh nelayan di kampung Samber-Binyeri untuk menjadikan kerja sama ini sebagai pertemuan masyarakat untuk memberikan semangat kepada para nelayan, kata Lotharia.
Menurutnya, dukungan mendalam kepada masyarakat dalam memulai prinsip koperasi nelayan merupakan hal yang mengubah pola pikir nelayan setempat dalam mengelola usahanya menjadi profesional.
“Ini merupakan komitmen KKP untuk menjadikan Kalamo Samber-Binyeri sebagai pusat pembelajaran yang baik bagi masyarakat nelayan, khususnya di Indonesia bagian timur,” ujarnya.
Keberhasilan proyek tersebut tidak lepas dari dukungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Biak Numfor dan PT Perikanan Nusantara Jaya yang telah bekerja keras menyukseskan proyek tersebut sejak awal hingga persiapan pendistribusiannya.
“Dengan pengiriman ini, kami berharap KSBM terus meningkatkan kapasitas distribusi dan memenuhi kebutuhan pasar ikan berkualitas di berbagai wilayah di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Biak Numfor Effendi Igirisa mengatakan, ini merupakan cara kedua untuk mewujudkan perluasan pasar ikan.
Ikan segar sebanyak 13,5 ton dikirim ke Semarang, Jawa Tengah oleh Koperasi Samber Binyeri Maju (KSBM) yang mengelola Kalamo, kata Effendi.
Produk ikan dikemas menggunakan teknologi dingin untuk menjaga ikan tetap segar dan sehat hingga sampai tujuan.
“Ikan yang diekspor merupakan ikan berkualitas tinggi seperti tuna, pari, marlin, dan sea bream di perairan Pasifik,” ujarnya.
Mengawasi langsung proses pemindahan ikan dari Portable Freezer (GBP) ke container pengiriman.
Effendi berharap proyek ini menjadi jalan baik bagi KSBM untuk terus meningkatkan pasar ikan nelayan. Selain itu juga merupakan keberhasilan strategi program KKP dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tinggal di sepanjang pesisir pantai melalui Kalamo.
Menurutnya, ekspor ikan dari Papua tidak hanya berkontribusi terhadap pengembangan perekonomian kelautan, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat Biak Numfor.
Lebih dari 100 nelayan di Desa Samber Binyeri terlibat dalam pembelian ikan untuk diekspor, sehingga meningkatkan perekonomian lokal.
Ketua KSBM Adam Mampioper mengamini pengiriman ikan tersebut merupakan buah manis dari keinginan pihaknya untuk memajukan Kalamo Biak.
Ia berharap kiriman ini dapat memberi semangat kepada para nelayan Kalamo Biak untuk terus terlibat dalam pengelolaan Kalamo.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan Kalamo merupakan proyek pemerintah untuk mengubah desa nelayan tradisional menjadi desa modern, dengan beberapa alat penangkapan ikan modern yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi. dan kesejahteraan nelayan.
“Untuk mendukung kebijakan penangkapan ikan yang terukur, KKP membangun Desa Kalamo Samber-Binyeri sebagai pilot project yang diluncurkan Presiden RI Joko Widodo pada November 2023 untuk meningkatkan kapasitas nelayan bekerja keras dan mandiri,” kata Trenggono.
Leave a Reply