Denpasar (ANTARA) – General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Ahmad Syaugi Shahab mengatakan, sebanyak tujuh penerbangan tidak bisa mendarat di Bali pada Sabtu (28/12) dan dialihkan ke Surabaya dan Lombok.
Dalam keterangan resmi di Denpasar, Sabtu, dia mengatakan prosedur pengalihan atau pendaratan di bandara lain dilakukan akibat cuaca buruk, hujan deras sejak pagi.
“Tujuh penerbangan tersebut terdiri dari lima penerbangan domestik dan dua penerbangan internasional,” ujarnya.
Dua penerbangan domestik tujuan Bali yang dialihkan ke Surabaya adalah penerbangan Lion Air Semarang-Bali dan Yogyakarta-Bali.
Tiga penerbangan domestik lainnya yang dialihkan ke Lombok adalah Batik Air Surabaya-Bali, Super Air Jet Surabaya-Bali, dan Lion Air Balikpapan-Bali.
Sedangkan dua penerbangan internasional yang dialihkan adalah Malindo Air Melbourne-Bali dialihkan ke Surabaya dan AirAsia Perth-Bali dialihkan untuk mendarat di Lombok, ”kata Sjaugi.
Bandara I Gusti Ngurah Rai menjelaskan, prosedur pengalihan itu sendiri merupakan bagian dari keselamatan penerbangan yang bisa diterapkan, salah satunya saat terjadi cuaca buruk.
Sejak sore tadi, prosedur pendaratan telah diberlakukan di bandara lain karena intensitas hujan lebat yang membuat jarak pandang terbatas.
Sjaugi juga mengatakan, hujan deras sejak pagi hari berdampak pada tertundanya keberangkatan penerbangan dari bandara I Gusti Ngurah Rai.
“Data yang kami terima, ada 10 penerbangan domestik dan empat penerbangan internasional yang mengalami penundaan, rata-rata terlambat 60-120 menit,” ujarnya.
Namun hingga sore ini, seluruh penerbangan yang tertunda telah terbang dengan selamat dan penumpang yang tidak dapat mendarat di Bali akhirnya telah tiba.
Saat Natal dan Tahun Baru 2025, Bandara Bali Selatan sendiri memberikan perhatian lebih dengan menciptakan stasiun transportasi untuk memenuhi segala kebutuhan penumpang.
Meski cuaca buruk, posko tetap melihat pergerakan penumpang yang signifikan, tercatat 707.721 penumpang menggunakan angkutan udara hingga Rabu (18/12) lalu, meningkat 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
“Kami bersama seluruh pihak terkait melakukan prakiraan kondisi cuaca terkini dengan tetap melakukan koordinasi dan pemutakhiran informasi,” kata Ahmad Sjaugi.
Leave a Reply