ISTANBUL (ANTARA) – Arab Saudi pada Minggu (8/12) menyatakan minatnya pada “langkah positif” untuk menjamin keselamatan rakyat Suriah, mencegah pertumpahan darah dan melindungi organisasi negara, sekaligus menyerukan masyarakat internasional untuk membantu negara.
Presiden Suriah Bashar al-Assad meninggalkan negaranya setelah kelompok pemberontak menguasai Damaskus, yang menyebabkan jatuhnya pemerintahan partai Baath yang telah memerintah Suriah sejak tahun 1963.
Insiden itu terjadi lebih dari seminggu setelah kelompok pemberontak merebut Aleppo, sebuah kota besar di Suriah utara.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “memantau perkembangan pesat di Suriah dan menghargai langkah-langkah positif yang diambil untuk menjamin stabilitas rakyat Suriah, untuk melindungi darah dan untuk melindungi institusi dan sumber daya negara Suriah. .”
Arab Saudi menyerukan “untuk bekerja sama untuk melindungi persatuan Suriah dan persatuan rakyatnya, untuk melindungi negara dari kekerasan dan separatisme.”
Kerajaan juga “mendukung semua tindakan yang mencapai keamanan dan stabilitas di Suriah, sekaligus melindungi negara, kebebasan dan integritas wilayahnya.”
Arab Saudi menyerukan komunitas internasional untuk “berdiri bersama rakyat Suriah tanpa campur tangan dalam urusan dalam negeri negara ini dan bekerja sama dengan mereka dalam segala hal yang memberikan kontribusi bagi kepentingan Suriah dan memenuhi kebutuhan rakyatnya.”
Pernyataan tersebut juga menekankan pentingnya “mendukung Suriah pada tahap kritis ini untuk membantu negara ini meringankan penderitaan yang dialami rakyat Suriah selama bertahun-tahun.”
Arab Saudi menambahkan bahwa tragedi ini “mengakibatkan hilangnya ratusan ribu nyawa tak berdosa, jutaan orang mengungsi dan ditangkap, dan kehancuran yang disebabkan oleh pemberontak asing yang telah menciptakan sistem eksternal bagi rakyat Suriah.”
Asal: Anatolia
Leave a Reply