Jakarta (Antara) – Dalam Museum Bahari 2025, pihaknya mengumumkan kegiatan pameran dan festival yang ditawarkan kepada pengunjung, salah satunya seni instalasi hasil kerja sama seniman luar negeri terkait kapal yang rencananya akan dihadirkan pada pertengahan tahun.
Kepala Departemen Pengelolaan (UP) Museum Bahari Jakarta, “Ada pameran pemuatan kapal dalam tiga tingkat dengan sejarah pembangunan yang sama, seperti Gudang VOC. Museum Bahari, Jepang, dan Amsterdam.” , Kamis.
Tanpa menyebut nama seniman yang membawakan karyanya, Misari mengatakan bahan yang digunakan seniman adalah kain.
“Kami akan melakukan pertunjukan instalasi dengan menggunakan bahan tekstil, dengan cara ini kami akan menambah penerangan, mungkin pertengahan tahun depan,” ujarnya.
Selanjutnya, untuk memperingati abad kelima kota Jakarta, pihak museum mengadakan pameran terkait kawasan Sanda Kelapa, dengan menggunakan teknologi imersif yang dirancang untuk menggerakkan dinding dan lantai dalam ruangan serta mengeluarkan suara. .
Wisatawan yang belum mengenal Sunda Kelapa diajak mengenal kawasan tersebut, termasuk keberadaan bangunan yang kini dikenal dengan nama Museum Bahari.
Ruang titik nolnya ada di lantai atas. Menutupi area tersebut sebagai salah satu cara untuk mengidentifikasi kawasan Suda Kelapa, jelas Misari.
Dia belum bisa membeberkan tanggal pasti pertunjukan tersebut.
Kemudian di tahun yang sama, lanjut Misari, Museum Bahari pun siap menampilkan pameran bertajuk “Kerajaan Sriwijaya” sebagai bagian dari kejayaan maritim Indonesia.
Pameran ini direncanakan bertepatan dengan hari jadi Museum Bahari yakni 7 Juli. Museum Bahari bekerjasama dengan Kota Palembang di negara-negara Asia Tenggara.
Nantinya, pada bulan November, museum berencana mengadakan pameran yang menampilkan pendaki sebagai ikon unggulan.
Misari “Ikon favorit kami adalah bendera Papua. Kami ingin bertemu budaya serupa di negara-negara seperti Fiji, Kepulauan Solomon, Papua Nugini.
Menurutnya, diskusi terkait telah dilakukan sejak tahun lalu dengan pemilik tambang Papua dan pemangku adat. Museum juga memutuskan tema dan teknologi yang akan digunakan.
Terakhir, ada Festival Maritim Indonesia-Jepang, termasuk Eropa, yang mengusung tema “Ratu Timur” atau rempah-rempah, dilanjutkan dengan Urban Stories Festival. Namun, waktu pasti perayaannya belum diumumkan.
Leave a Reply