Bandung (ANTARA) – Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat (Jabar) Herman Suryatman mengatakan seluruh pihak menantikan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, termasuk 27 Pemprov/Kota di BI Jabar. OJK, BPS dan Forkopimda Jabar menjadi kunci menjaga inflasi Jabar pada tahun 2024. Penyebabnya adalah inflasi. Harus dijaga pada angka 2,5 persen plus minus 1 persen sesuai pedoman yang ditetapkan pemerintah pusat, artinya maksimal 3,5 persen dan minimal 1,5 persen. “Menanti Natal dan Tahun Baru adalah tugas bersama, mudah atau sulit, asalkan semua pihak antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat bisa bekerja sama,” kata Herman usai TPID dan TP2DD. Pertemuan tingkat tinggi pada hari Rabu di Bandung. Menurut Herman, untuk menjaga inflasi, ada empat kunci yang harus dilakukan. Pertama, menjamin ketersediaan pasokan khususnya 12 bahan pokok seperti beras, bawang merah, bawang putih, dan minyak goreng di 27 kota, 627 kecamatan, 5.311 desa, dan 646 kelurahan. Oleh karena itu, jangkauannya tidak hanya di kota/kabupaten saja, tapi sampai ke pelosok. Kedua, Herman melanjutkan, ketersediaan pasokan nilai juga harus bermanfaat, kata Herman mengendalikan inflasi. Ketiga, harus terjalin komunikasi yang efektif, terutama jika terjadi kerusuhan, agar dapat diidentifikasi dan diatasi secepatnya. “Pemerintah Jabar telah menyiapkan platform digital bernama Sistem Manajemen Informasi Daerah (Cilinda) untuk memudahkan komunikasi. Tinggal masuk ke 27 kota/kabupaten dan lihat harga serta ketersediaannya untuk tracking,” kata Herman. Keempat, Herman kembali menegaskan mobilitas harus dilakukan tetap terjaga, mengingat BMKG memperkirakan risiko kondisi cuaca ekstrem pada akhir tahun hingga Januari harus hati-hati dan terutama hati-hati Sementara pengujian berlangsung di dua kabupaten/kota. Pengiriman harus dihemat karena jika pengiriman terganggu pasti akan mempengaruhi supply dan Demand. Di tempat yang sama, Wakil Kepala Bank Indonesia (BI) Jabar Muslimin Anwar sepakat, kondisi cuaca ekstrem perlu menjadi perhatian serius bagi TPID karena akan berdampak pada banyak bahan baku yang kandungan airnya tidak boleh melebihi 200 mm. Ia kemudian mengatakan, jumlah wisatawan yang merayakan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 tentu akan meningkat di Jabar sehingga menjadi “demand tool” atau akan adanya tambahan permintaan wisatawan. Kebutuhan pasokannya harus terjamin. . “Kami pasti akan berusaha menghindari hal ini agar tidak terjadi peningkatan jumlah barang yang umumnya digunakan wisatawan.” Ia juga mengatakan, rekomendasi BI Jabar terhadap inflasi adalah menjamin harga yang wajar dengan melakukan operasi pasar atau Gerakan Pangan Murah (GPM) ke berbagai arah, serta pengawasan untuk memastikan harga berada pada pasar yang tepat. Ia kemudian kembali menegaskan, keamanan pasokan dipastikan dengan memperkuat kerja sama antar kota/kabupaten di Jabar agar merata di seluruh wilayah. “Kerja sama dengan luar Jabar juga digalakkan, namun harus tetap mewaspadai keseimbangan pangan di Jabar, sehingga kerja sama di luar Jabar tidak mengurangi pasokan sehingga memberikan tekanan pada harga di Jabar. Terkait tawaran tersebut, Muslimin mengatakan perlu dilakukan sidak di 27 kabupaten dan kota untuk memastikan tidak ada yang memanfaatkan kesempatan menimbun dan mengamalkan sosialisme agar bisa membeli barang sesuai permintaan. “Untuk distribusi terkait iklim juga terjamin,” ujarnya. Kementerian Perhubungan juga telah memastikan akan dilakukan pengaturan untuk menjamin kelancaran pengiriman barang dan orang penting selama Natal dan Tahun Baru. Sedangkan untuk inflasi di Jabar sendiri, BI Jabar tetap optimistis berada di kisaran 2,5 persen plus minus 1 persen. Baca juga: Bey Minta Rapat TPID Buat Rencana Antisipasi Inflasi Ramadhan Baca juga: BPS Sebut Inflasi Jabar 2,48% pada 2023
Leave a Reply