Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Teguh instruksikan sinergi kesiapsiagaan hadapi musim hujan

Jakarta (Antara) – Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengarahkan seluruh pemerintah daerah untuk bersinergi meningkatkan kesiapsiagaan bencana hingga puncak musim hujan pada Februari 2025.

“Upaya persiapan dan mitigasi perlu dilakukan oleh seluruh elemen pemerintah dan masyarakat,” kata Tagwa pada acara Seruan Kesiapsiagaan Musim Hujan 2024/2025 Kabupaten Jakarta di Silang Slatan Monas, Jakarta Pusat, Jumat.

Ia menjelaskan, Jakarta memiliki karakter geografis yang unik, yaitu memiliki wilayah dataran rendah dan terdapat 13 sungai yang melintasinya.

Mengatasi curah hujan yang berlebihan juga menjadi tantangan. Intensitas hujan diperkirakan meningkat signifikan di Jakarta dan ada kemungkinan hujan lebat disertai angin kencang.

Dalam situasi ini, ada kemungkinan terjadinya banjir, banjir, tanah longsor, dan tumbangnya pohon.

Dalam aksi yang dihadiri 1.875 orang dari berbagai daerah, Tagawa mengatakan, aksi tersebut merupakan wujud kesiapsiagaan Pemprov DKI Jakarta dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin timbul pada musim hujan, khususnya potensi bencana hidrometeorologi bukti komitmen.

Ia mengingatkan, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan diperkirakan akan berlanjut mulai awal November 2024 dan puncaknya pada Februari 2025.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi dan mempertahankan upaya yang dilakukan menghadapi musim hujan 2024/2025.

Pertama, perbaikan infrastruktur dan teknologi, pembangunan waduk serta normalisasi sejumlah sungai utama dan peningkatan kapasitas pompa sebagai infrastruktur pengendalian banjir telah menunjukkan hasil positif dengan berkurangnya titik banjir.

Pembersihan saluran air secara rutin membantu mencegah penyumbatan yang menyebabkan genangan air.

Selain itu, pemanfaatan teknologi seperti sistem peringatan dini berbasis digital dan pemantauan cuaca secara real-time juga harus dioptimalkan.

Kedua, penyiapan sarana dan prasarana penanganan banjir, antara lain penyiapan pompa air stasioner dan mobile, penyiapan perahu dan sarana evakuasi di berbagai titik rawan banjir, serta kesiapsiagaan bencana.

Ketiga, koordinasi dengan berbagai pihak, karena penanggulangan bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun juga memerlukan koordinasi yang kuat dengan berbagai pihak di masyarakat.

Dengan meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar sektor, upaya penanggulangan bencana dapat efektif dan efisien. Untuk itu, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat juga dilakukan.

“Kita perlu meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah mitigasi bencana, termasuk melindungi diri ketika terjadi banjir, melakukan evakuasi ke lokasi pengungsian dan menghubungi nomor darurat,” kata Tago.

Tak hanya itu, seluruh jajaran Pemkab DKI Jakarta harus bersiap dan waspada.

Mulai dari tingkat kabupaten, kota, kecamatan hingga kecamatan, kita harus selalu waspada dan berhati-hati, apalagi menghadapi hujan dengan intensitas tinggi.

Tagawa meminta timnya terus memantau kondisi infrastruktur, titik rawan bencana, dan kesiapan pasokan logistik untuk memastikan kesiapan menghadapi berbagai kemungkinan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *