Hangzhou (ANTARA) – Video menarik robot beroda mirip anjing karya perusahaan robotika China Unitree Technology menghebohkan internet.
Video tersebut memperlihatkan robot anjing tersebut melakukan sejumlah trik mengesankan, seperti menahan diri, melakukan jungkir balik ke samping, dan melompat dari ketinggian.
Video tersebut juga menyoroti kemampuan off-roadnya, termasuk mengarungi air, memanjat bebatuan licin, dan membawa orang dewasa menaiki lereng curam.
Video tersebut menarik perhatian Elon Musk yang kembali mengunggah video tersebut ke platform media sosial X.
Robot B2-W mampu melompati rintangan dan menuruni tebing terjal dengan mudah, seperti terlihat dalam cuplikan yang dirilis oleh startup asal Hangzhou tersebut.
B2-W dapat membawa beban hingga 40 kg dan menempuh jarak 50 km dengan sekali pengisian daya dengan kecepatan tertinggi 20 km per jam.
Saat ini, B2-W yang diproduksi secara massal telah digunakan di berbagai sektor seperti pengendalian kelistrikan dan proteksi kebakaran, menurut Jin Da, manajer pasar Unitree Technology.
Pada bulan Oktober, sebuah trailer dengan robot anjing Unitree menjadi viral.
Meski bertubuh ramping, robot-robot tersebut mampu dengan mudah membawa beban seberat hampir 40kg saat terlihat menaiki dan menuruni tangga sebuah gunung di Thailand.
Anjing-anjing robot ini sedang menjalani uji coba memanjat beban sebagai bagian dari misi untuk membebaskan manusia dari tantangan lama mengangkut sampah ke situs Warisan Dunia UNESCO di provinsi Shandong, Tiongkok timur.
Pada tahun 2023, gunung ini dikunjungi 8,62 juta pengunjung dan menghasilkan 24.000 ton sampah. Robot Unitree dirancang untuk membuat proses lebih cepat dan efisien, merevolusi pengelolaan limbah di lokasi terkenal ini.
DEEP Robotics, perusahaan robotika lain yang berbasis di Hangzhou, baru-baru ini memamerkan kemampuan luar biasa dari robot anjingnya.
Robot berkaki empat yang mengesankan ini, bernama Lynx, terlihat memanjat ketinggian vertikal 80 cm dan mendaki lereng hingga 45 derajat, sambil dengan ahli menavigasi lingkungan yang sempit dan kompleks.
DEEP Robotics telah memasok SP Group Singapura dengan robot berkaki empat yang dirancang khusus yang disebut SPock untuk inspeksi terowongan listrik.
Dilengkapi dengan kamera video dan termal, SPock dapat bergerak secara mandiri di dalam terowongan, mendeteksi cacat, dan mencatat laporan temuan secara real-time.
Menurut SP Group, penggunaan SPock yang diperpanjang menghemat 480 jam kerja per tahun dalam inspeksi terowongan.
“Robot tangan mengungguli robot humanoid dalam hal daya dukung, stabilitas, dan kemampuan beradaptasi, sehingga memungkinkan mereka bekerja secara efektif di medan yang beragam dan menantang,” kata Jin.
Sektor robotika berkaki empat masih dalam tahap awal, namun semakin banyak inovator Tiongkok yang memasuki bidang ini dengan potensi pasar yang menjanjikan.
Penelitian yang dilakukan oleh perusahaan konsultan GGII yang berbasis di Shenzhen, yang berspesialisasi dalam industri berkembang, menunjukkan bahwa pasar robot berkaki empat global diperkirakan akan melebihi 560.000 unit pada tahun 2030, dengan nilai pasar berpotensi melebihi RMB 8 miliar atau Rp 17,7 triliun.
Leave a Reply