Jakarta (ANTARA) – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenhan) RI memproyeksikan total remitansi atau kiriman uang yang dilakukan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke negaranya akan meningkat sebesar 14 persen dan mencapai 14 persen pada tahun 2024 mencapai Rp 251,1 triliun.
Data triwulan IV diperkirakan sebesar 15,54 miliar dolar AS. Wakil Menteri P2MI Dzulfikar Ahmad Tawalla dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa, “Sehingga perkiraan pengiriman pada tahun 2024 sebesar Rp 251,1 triliun. , meningkat 14 persen dari tahun 2023.
Wakil Menteri Dzulfikar mengumumkan perkiraan total remitansi sepanjang tahun 2024 berdasarkan jumlah pada triwulan III tahun 2024 yaitu sebesar 11,63 miliar dolar atau sekitar Rp 188 triliun.
Pihaknya menyebutkan remitansi pada tahun 2023 sebesar Rp 220,3 triliun, dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 201,3 triliun, kemudian pada tahun 2021 sebesar Rp 130,6 triliun.
Dzulfikar menambahkan, peningkatan ini dipengaruhi oleh peningkatan literasi keuangan pekerja migran serta kesadaran dan pertumbuhan layanan di Kementerian P2MI.
Kedua, tentu karena ada kesadaran dan tumbuhnya pelayanan yang lebih baik di Kementerian Perlindungan Buruh Migran Indonesia. Ini yang kita harapkan di tahun 2025, baru kita bisa lebih baik lagi, ujarnya.
Peningkatan devisa melalui remitansi yang dilakukan PMI merupakan salah satu amanah Presiden Prabowo Subianto saat menjadikan Perlindungan TKI yang sebelumnya merupakan lembaga, menjadi kementerian.
Kenaikan pembayaran tersebut berpeluang besar untuk dilaksanakan kembali karena kuota kerja di luar negeri bagi PMI atau PMI mencapai 1.630.365 pada tahun 2025 dan Kementerian P2MI menargetkan dapat melaksanakan PMI pada tahun 2024. 425.000 menjadi 295.439.
Sejumlah upaya yang disiapkan Kementerian P2MI antara lain perbaikan manajemen dengan memperkuat perlindungan PMI dari atas hingga bawah, peningkatan PMI yang bekerja di sektor terampil dan khusus, pengembangan sistem penempatan dan perlindungan, serta penyederhanaan peraturan di dalamnya mengenai kemudahan penggunaan.
Leave a Reply