Batavia (Antara) – Program promosi budidaya tuna merupakan solusi strategis untuk mengatasi penurunan jumlah tuna di dunia khususnya, kata Vudianto, peneliti utama Pusat Penelitian Perikanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). ). Pasifik. Suatu daerah yang saat ini mengalami penangkapan ikan secara berlebihan.
“Populasi tuna, tuna sirip kuning dan tuna mata besar, telah menurun drastis akibat penangkapan ikan yang berlebihan. Jadi, budidaya tuna adalah sebuah langkah maju yang sangat baik. Namun diperlukan teknologi dan penelitian yang memadai untuk mendukung keberhasilannya, kata Woodianto, Selasa di Batavia.
Pria yang juga anggota Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Ikan ini meyakini budidaya ikan di Indonesia bisa dilakukan dengan dua pendekatan, yakni petani mengambil benih ikan tuna berukuran kecil dari alam dan memeliharanya di keramba jaring apung. mencapai kedewasaan. Ukuran pedagang.
Kedua, pembibitan, yaitu pemeliharaan ikan tuna dewasa dalam tangki besar di fasilitas penangkaran, sehingga menghasilkan pembesaran ikan tuna muda.
“Untuk cara pembiakannya perlu penelitian lebih lanjut dan teknologi yang lebih canggih, karena ikan ini merupakan jenis ikan laut dalam yang memerlukan lingkungan khusus,” ujarnya.
Ia menyarankan perlunya koordinasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menghidupkan kembali penelitian terkait budidaya ikan tuna yang dilakukan di Balai Perikanan Kelautan (Gondole).
“Dulu Gondola memiliki fasilitas penangkaran ikan tuna bersama JICA di Jepang. Sayangnya, setelah penelitian BRIN dipindahkan, penelitian ini kurang mendapat perhatian. KKP perlu dukungan dan pembinaan kerjasama dengan BRIN untuk mengoptimalkan potensi tersebut,” jelasnya.
Melalui budaya, kita dapat meningkatkan produksi tuna nasional yang berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja dan memperkuat status Indonesia sebagai produsen tuna global.
Sementara itu, Dwi Agus Siswa Putra, salah satu nelayan di danau tersebut, mengatakan budidaya ikan tuna merupakan inovasi penting yang menunjukkan kemajuan signifikan di sektor perikanan Indonesia.
“Langkah ini sungguh saya ambil. Kalau ada pemimpin dunia usaha atau pemerintah yang berani memulai budidaya ikan tuna di Indonesia, itu akan menjadi perkembangan yang luar biasa. Indonesia sudah maju dalam penangkapan ikan tuna,” kata Dwi yang pernah terjun di bidang penangkapan ikan tuna. industri sejak tahun 1992.
Ia mengatakan ikan tuna semakin sulit ditangkap. Daerah penangkapan ikan semakin terpencil, seperti di Samudera Hindia, dengan waktu tempuh tiga hingga tujuh hari, membuat operasi menjadi lebih mahal dan seringkali mengejar ketinggalan.
Sedangkan budidaya ikan tuna memerlukan persiapan dan teknologi yang matang. Negara-negara seperti Jepang, Australia dan Turki telah berhasil dengan baik dalam hal teknologi akuakultur yang canggih. Indonesia yang memiliki angkatan laut yang besar harusnya melakukan transfer teknologi untuk melaksanakan hal tersebut.
Leave a Reply