Jakarta (ANTARA) – Calon gubernur pertama DKI, Ridwan Kamil (RK), mengatakan ketidakadilan tata ruang di kota telah menimbulkan banyak permasalahan seperti banjir, sampah, dan polusi.
“Ketidakadilan spasial menyebabkan banjir mahal di utara, karena perubahan iklim dan cara hidup kita. Tanahnya tenang, kita bisa berdiskusi tentang solusi mangrove yang dipadukan dengan ‘dinding laut raksasa’,” kata Ridwan Kamil dalam visinya. dan menyiarkan misi. dalam debat ketiga Pilkada DKI Jakarta 2024 di Hotel Sultan Jakarta, Minggu malam.
Menurutnya, persoalan sampah juga beriringan dengan ketidakadilan tata ruang.
“Konsep ‘zero waste’ (gaya hidup bebas sampah) harus kita terapkan. Konsep ekonomi sirkular kita perbarui,” kata Emil Kang yang akrab disapa Ridwan Kamil. Ketidakadilan spasial, lanjutnya, juga menyebabkan apa yang disebut pencemaran lingkungan, namun bisa diatasi secara ekologis dan teknologi. Baca Juga: KPU DKI Harap Debat Final Bisa Dimaksimalkan Paslon “Semua yang kita rasakan saat ini adalah akumulasi ketidakadilan daerah. Kebijakan tata ruang, kebijakan pemisahan dari zaman kolonial, kita rasakan akibatnya sekarang,” ucapnya . kata mantan gubernur itu. Jawa Barat. Oleh karena itu, kata dia, tugas pasangan calon Ridwan-Suswono (RIDO) dengan segala inovasinya memperbaiki (perencanaan daerah) kembali. “Tidak harus selalu diatur oleh undang-undang pasar, tapi negara harus ada,” ujarnya. Ridwan Kamil juga mengatakan, salah satu warga Cilincing, Ade (21), yang berada di sana tidak bisa memberikan ruang yang cukup, karena Ade sudah memiliki dua orang anak. “Itu bisa mengubur impian punya tempat tinggal yang layak di Jakarta. Sulit untuk ditinggali, itu akumulasi ketidakadilan tata ruang. Berujung pada kekumuhan ekstrem, ada yang seperti pengungsian,” ujarnya. Baca Juga: Pramono Ingin Rancang Desa di Jakarta Tanpa Kesan Kumuh Hal ini sangat kontras dengan Sudirman yang kerap digambarkan anggun. “Masyarakat pribumi mayoritas. Air berkurang, polusi kalau kemarau, banjir kalau hujan, sampah dimana-mana,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Emil Kang, peran negara harus ada untuknya.
“Kita siapkan program bedah rumah, sebelumnya Rp 20 juta per rumah, mungkin di Jakarta karena harganya mahal, Rp 50-100 juta per rumah. Rumah vertikal bisa di Jakarta Pusat, di daratan, sesuai impian. Generasi Z. “Di pasar, kita juga bisa berinovasi di stasiun, kita bisa turun ke jalan dan di tengah sungai,” kata pasangan RIDO ini, karena Jakarta akan menjadi kota global calon tiba di lokasi debat ketiga Pilkada DKI 2024 “Ekonomi pusat-pusat bisnis tersebar di Jakarta. Lalu perekonomian, Kawasan Ekonomi Khusus dan lain-lain akan menciptakan jutaan lapangan kerja. Pembangunan Jakarta dibangun bersama-sama, separuh gagasan rakyat dan separuh gagasan para pemimpin,” kata Kang Emil.
Modal Pengalaman Sementara itu, calon wakil gubernur DKI Jakarta Suswono mengatakan pengalaman adalah modal utama di Jakarta.
Pak Ridwan Kamil adalah Wali Kota, Gubernur dan Penasihat Gubernur DKI Jakarta pada masa Pak Sutiyoso dan Pak Fauzi Bowo, saya pernah menjadi anggota DPR dan menteri Karenanya, tambah Suswono, hanya ada satu pemimpin yang siap, Ridwan Kamil Suswono, pada Pilkada DKI 2024 di Hotel Sultan, Minggu malam. menjaga akses terhadap Pilkada Jakarta 2024 Isu penanganan banjir, permukiman, dan persampahan menjadi debat ketiga, dan masuk dalam subtopik penurunan emisi dan polusi udara, serta peralihan lokasi ke energi terbarukan, serta tata kota layak huni dan kawasan hijau. Debat Pilkada DKI 2024 dihadiri pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (paslon) Nomor Urut 1 Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun) dan Calon Nomor Urut 3. Anung Karno (Pram-Doel).
Leave a Reply