Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Negara G7 desakkan gencatan senjata, bantuan kemanusiaan di Gaza

LONDON (ANTARA) – G7 pada Selasa (26/11) menyampaikan seruan keras untuk mengakhiri meningkatnya kekerasan di Timur Tengah dan memperingatkan krisis kemanusiaan yang serius serta upaya melawan konflik yang telah dimulai.

Dalam pernyataannya, G7 menekankan akan terjadinya pelanggaran gencatan senjata, terutama di Jalur Gaza dan Garis Biru di Lebanon.

Kelompok ini juga menyerukan peningkatan bantuan kemanusiaan dan kepatuhan terhadap hukum internasional.

G7 menyatakan keprihatinan mendalam atas kekerasan yang sedang berlangsung di Gaza, Tepi Barat dan Jalur Biru. Kelompok ini menunjukkan sulitnya menghancurkan warga sipil dan peralatan penting.

Pernyataan tersebut juga menjelaskan krisis yang sedang berlangsung di Lebanon di mana para pengungsi dan migran melarikan diri karena konflik antara Israel dan Hizbullah.

G7 mendesak semua pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional dan memprioritaskan kepulangan pengungsi dengan aman ke negara asal mereka.

Dalam hal kekerasan, G7 mengutuk serangan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) yang mengakibatkan hancurnya banyak pasukan penjaga perdamaian.

G7 menyerukan penguatan peran UNIFIL dan Angkatan Bersenjata Lebanon dalam menjaga stabilitas.

Kelompok ini menunjukkan dukungan besar kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), yang memainkan peran penting dalam memberikan bantuan dan layanan ke Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

G7 mendesak pemerintah Israel untuk memastikan bahwa akses terhadap bantuan tidak terganggu dan untuk memberikan layanan penting kepada warga sipil.

Mengutuk kekerasan di Benggala Barat

Meningkatnya kekerasan di Benggala Barat dikecam keras oleh G7. Mereka yang menentang perluasan permukiman Israel, kekerasan terhadap pemukim dan ancaman lainnya terhadap kelanjutan solusi dua negara.

Kelompok tersebut mendesak Israel untuk membekukan pajak dan mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan perekonomian Palestina.

Sejalan dengan komitmen mereka terhadap proses perdamaian Timur Tengah, G7 menekankan perlunya menyatukan Jalur Gaza dan Tepi Barat di bawah pemerintahan Palestina.

Mereka menyerukan upaya internasional baru untuk menciptakan kondisi bagi perdamaian yang dinegosiasikan dan berkelanjutan antara Israel dan Palestina.

G7 mendesak semua pihak untuk memprioritaskan dialog dan negosiasi dalam menghadapi masalah yang terus berkembang, dan menegaskan bahwa solusi politik adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian abadi di kawasan.

Rusia dan Cina

Dalam pernyataannya, G7 juga menyoroti agresi Rusia terhadap Ukraina yang telah berlangsung lebih dari 1.000 hari. Mereka mengatakan bahwa Rusia telah mengebom peralatan militer Rusia pada 21 November, yang meningkatkan ketegangan.

Kelompok tersebut memperingatkan bahwa kehadiran pasukan Rusia dan kehadiran pembangkit listrik tenaga nuklir di Zaporizhia meningkatkan risiko keamanan nuklir.

Mereka telah menyatakan dukungannya terhadap upaya internasional untuk mengurangi ancaman tersebut.

Pernyataan tersebut juga mengungkapkan keprihatinan mendalam atas penempatan pasukan Korea Utara di front Ukraina oleh Rusia.

Dukungan langsung Korea Utara terhadap upaya perang Rusia, kata mereka, tidak hanya menunjukkan kesediaan Rusia untuk menutup kerugian, namun juga menandakan peningkatan konflik yang berbahaya yang memiliki implikasi keamanan besar bagi Eropa dan Indo-Pasifik.

G7 juga mengumumkan bahwa KTT pemulihan Ukraina akan diadakan di Roma, Italia tahun depan.

Terkait kawasan Indo-Pasifik, G7 telah menyatakan kesediaan negara-negara anggotanya untuk bekerja sama dengan Tiongkok secara global.

Namun, mereka telah menyatakan keprihatinannya mengenai hubungan erat Tiongkok dengan Rusia dan industri pertahanan Rusia.

Pernyataan itu mengatakan Tiongkok akan melarang perusahaan menjual senjata dan peralatan, terutama drone, untuk tujuan sekunder.

G7 juga mendesak Tiongkok untuk menarik diri dari Ukraina.

“Kami tidak berusaha merugikan Tiongkok atau mengganggu pembangunan ekonominya,” kata G7, mengutip beberapa tantangan yang ditimbulkan oleh kebijakan Tiongkok terhadap perekonomian, keamanan, tenaga kerja, dan industri di negara-negara anggota G7.

G7 terdiri dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Italia, Inggris, Perancis, Jepang, Kanada, dan Jerman.

Sumber: Anadolu

Putin: Perekonomian Rusia akan lebih besar dari negara-negara G7 pada tahun 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *