JAKARTA (Antara) – Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan hilirisasi dan industrialisasi mineral merupakan program paling strategis yang mampu mendukung pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen menuju tahun 2045.
Pada acara 1st Decade Business Summit yang diselenggarakan CNN Indonesia di Jakarta, Jumat (20/12), Bahlil mengatakan program tersebut dapat mendatangkan investasi di sektor pertambangan, serta meningkatkan nilai tambah produk minerba sehingga memberikan multiplier yang kuat. memengaruhi
Pemerintah telah menetapkan 28 komoditas utama Indonesia, termasuk mineral dan batubara, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih agresif.
“Sebenarnya kalau ingin pertumbuhan ekonomi lebih baik dan bisa menjadi salah satu dari 10 ekonomi terbesar di dunia, harus mendatangkan underflow. Ini akan menjadi trigger pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” kata Bahlil dalam keterangannya.
Bahlil juga mengatakan pemerintah telah membentuk gugus tugas hilir untuk memperkuat tata kelola dan membantu pelaku usaha melaksanakan inisiatif strategis lebih cepat.
“Ini merupakan bagian dari upaya koordinasi kami untuk mempercepat pelaksanaan program hilir agar lebih efektif dan efisien,” ujarnya.
Direktur Utama MIND ID Hendy Prio Santoso mengatakan BUMN industri pertambangan MIND ID memiliki peran strategis dalam pengelolaan cadangan mineral dan hilirisasinya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih progresif.
Mind ID Group telah membuktikan bahwa penanganan produk mineral seperti bauksit, tembaga, emas, nikel, timah, dan batu bara tidak hanya meningkatkan kinerja perusahaan, tetapi juga memberikan multiplier effect terhadap perekonomian regional dan nasional.
“Pada dasarnya kami tidak hanya mendukung tetapi bersedia menjadi penggerak hilirisasi dan industrialisasi, dan kami berterima kasih kepada pemerintah atas dukungan yang terus diberikan untuk memenuhi kewajiban kami,” kata Hendy.
Melalui proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Tahap I di Mempawa, MIND ID telah membantu pemerintah mengurangi impor dan menghemat devisa, jelas Hendy.
Produk alumina yang dihasilkan dapat menjadi bahan baku produksi aluminium dan kemudian digunakan oleh industri turunannya seperti otomotif dan konstruksi di Indonesia.
Selain itu, perseroan juga telah sukses mengolah konsentrat tembaga di dalam negeri. Dengan adanya pengecoran Freeport Indonesia di Gresik, Indonesia kini dapat memproduksi katoda tembaga di dalam negeri.
“Melalui proses ini, Indonesia memiliki lebih banyak peluang untuk industri turunan seperti foil tembaga dan kawat tembaga. Selain itu, dengan cetakan kilang logam mulia, lumpur anoda hasil pengolahan tembaga dapat diolah menjadi emas sehingga memberikan nilai lebih bagi negara.” dikatakan.
Hendy optimistis terdapat potensi besar hilirisasi dan industrialisasi untuk memperkuat ekosistem mobilitas listrik di Indonesia. Dengan mengoptimalkan bahan baku produk mineral lokal, Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam rantai pasokan kendaraan listrik global.
“Jika ekosistem mobilitas listrik bisa dibangun di Indonesia, kami sangat yakin pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen sangat mungkin terjadi,” jelasnya.
Leave a Reply