Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Kemenpar tinjau kesiapan pelabuhan layani wisatawan menuju Sabang

Banda Aceh (ANTARA) – Regional Event Director Reza Fahlevi, Deputi Direktur Produk Pariwisata dan Kegiatan Organisasi Kementerian Pariwisata RI meninjau kesiapan Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Banda Aceh dalam melayani wisatawan menikmati libur Natal dan Tahun Baru 2025.

“Ini sebenarnya salah satu tugas terpenting Kemenpar di akhir tahun. Mengecek kesiapan pelayanan pariwisata saat libur Natal dan Tahun Baru,” kata Reza Fahlevi di Banda Aceh, Rabu.

FYI: Pelabuhan Ulee Lheue di Banda Aceh menjadi satu-satunya pilihan transportasi laut bagi wisatawan yang ingin menikmati destinasi wisata di wilayah paling barat Indonesia yaitu Kota Sabang.

Menurut Reza, kunjungannya untuk memastikan Pelabuhan Ulee Lheue siap melayani wisatawan Sabang pada akhir tahun. Mulai dari sistem transportasi hingga proses tiket.

“Kami lihat pelayanannya juga bagus banget, apalagi sistemnya semua online. Misalnya pemesanan tiket, penomoran kursi dan lain sebagainya. Lalu parkir dan ruang tunggu. Saya rasa semuanya semakin baik,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, Pelabuhan Ulee Lheue juga semakin membaik berkat momentum PON Aceh-Sumut baru-baru ini. Tempatnya sangat bersih, asri dan tamannya sangat rapi.

“Kondisi Pelabuhan Ulee Lheue saat ini dapat memberikan kesan yang baik khususnya bagi wisatawan yang hendak menuju Sabang,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan bahwa Kementerian Pariwisata telah mengeluarkan surat edaran kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, seluruh pengelola objek wisata atau pelaku usaha pariwisata, asosiasi dan seluruh pihak terkait dalam menyambut libur Natal dan Tahun Baru 2025.

Surat Edaran no. SE/1/PP.03.00/MP/2024 memuat beberapa poin mengenai penyelenggaraan kegiatan wisata yang aman, nyaman dan menyenangkan pada masa libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

Harapannya antara lain dengan terjaminnya ketersediaan petugas dan pengelola yang bekerja di bidang jasa pariwisata, seperti petugas informasi, pemandu wisata, petugas keamanan, dan balavista (penjaga pantai) di tempat-tempat atraksi wisata.

Kemudian mewaspadai perubahan cuaca dan memperhatikan informasi BMKG mengenai kemungkinan terjadinya bencana alam, kemudian menginformasikan kepada petugas, wisatawan dan masyarakat sekitar mengenai situasi dan kondisi terkini.

Selain itu dapat berperan dalam meningkatkan perencanaan keselamatan dan pencegahan bencana di lokasi wisata, misalnya dengan memeriksa kesiapan dan standar operasional prosedur pengelola dan penyedia jasa kegiatan wisata.

Khususnya yang beresiko tinggi/ekstrim untuk beraktivitas di tempat seperti exit arena, jembatan gantung, jembatan kaca, arung jeram, mendaki gunung, menyelam dan sejenisnya.

Kemudian memberikan informasi kepada wisatawan agar secara aktif mempelajari risiko-risiko kegiatan pariwisata yang dilakukan dengan baik di tempat tujuan dan melakukan kegiatan pariwisata secara bijaksana, khususnya kegiatan pariwisata yang beresiko tinggi.

“Kami berharap pengelola kawasan dan pengelola destinasi wisata dapat memperkenalkan standar pelayanan, keamanan dan tentunya kebersihan,” pungkas Reza Fahlevi.

Sementara itu, Koordinator Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh Muhammad Ridwan Siregar mengatakan, jumlah penumpang yang menuju Sabang pada libur Natal dan Tahun Baru sudah mulai meningkat, dengan rata-rata kedatangan keduanya setiap hari sebanyak tiga ribu orang. dan pergi.

Berkaca pada libur Natal dan Tahun Baru sebelumnya, ia memperkirakan jumlah penumpang akan meningkat pada tanggal 27-29. Desember 2024 atau setelah peringatan 20 tahun tsunami Aceh.

“Bisa mencapai empat atau lima penumpang hingga akhir tahun. Kami mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang pada akhir pekan ini,” ujarnya.

Dia mengatakan, saat ini ada tujuh perjalanan sehari menuju Sabang untuk menyeberang. Yakni tiga kali perjalanan dengan kapal cepat dan empat kali perjalanan dengan kapal lambat (feri).

Namun jika jumlah penumpang bertambah maka pelabuhan akan memperbanyak keberangkatan kapal. Kondisinya tentu harus diselidiki terlebih dahulu.

“Ke depan pasti akan lebih banyak lagi perjalanan, terutama dengan speedboat. Tapi kita akan beradaptasi dengan kondisi di lapangan,” kata M. Ridwan Siregar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *