ISTANBUL (ANTARA) – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Senin, mengatakan Kiev ingin mengembalikan wilayah yang saat ini dikuasai Rusia melalui perundingan.
“Tentara kami tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk memulihkan beberapa wilayah, seperti Krimea. Itu benar. Kami harus menemukan solusi yang dinegosiasikan,” kata Zelenskyy dalam sebuah wawancara dengan media di Jepang.
Dia menambahkan bahwa solusi politik hanya dapat dipertimbangkan jika Kiev yakin bahwa pihaknya cukup kuat untuk mencegah aksi militer lebih lanjut dari Rusia.
Mengulangi bahwa dukungan dari mitra internasional untuk Kiev “tidaklah cukup”, Zelenskyy meminta Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk segera mengundang Ukraina untuk berpartisipasi dalam perundingan keanggotaan.
Zelenskyy mengatakan perang yang dimulai pada tahun 2022 telah memasuki “fase sulit”, dan mengatakan bahwa sekitar 12.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke daerah perbatasan Kursk, yang diserang Ukraina pada 8 September tahun lalu.
Menurutnya, “tidak dapat disangkal” bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan menggunakan pasukan Korea Utara sebagai “umpan meriam” untuk mengurangi kerugian bagi pihak Rusia.
Presiden Ukraina juga mengatakan dia memiliki informasi mengenai korban tentara Korea Utara di garis depan namun tidak memberikan jumlah spesifik.
Zelenskyy mengatakan bahwa Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemerintahan barunya mengetahui situasi di Ukraina dan “strategi kemenangan” mereka. Tim Trump disebut sedang mempelajari rencana tersebut.
“Tetapi tidak akan ada penyerahan diri dari pihak Ukraina,” tegas Zelenskyy, sambil menambahkan bahwa ia berharap untuk mengadakan pembicaraan lebih lanjut dengan Trump untuk menjelaskan “beberapa hal secara rinci.”
Konflik antara Rusia dan Ukraina yang dimulai pada tahun 2014 meningkat pada Februari 2022 ketika Rusia melancarkan apa yang disebutnya “operasi militer khusus”.
Sumber: Anadolu
Leave a Reply