ANKARA (ANTARA) – Bengal telah meminta pengembalian atau dukungan Perdana Menteri India Sheikh Hasina yang diusir di Dhaka, katanya.
Menteri Luar Negeri Bengal Tohid Hussain mengatakan kepada wartawan di Dhaka, Senin (23/10): “Kami telah mengirimkan surat (pesan diplomatik) kepada pemerintah India. 12).
Hasina, 77, meninggalkan India pada tanggal 5 Agustus dalam pemberontakan melawan kebrutalan dan penindasan selama 15 tahun pemerintahannya.
Lebih dari 700 orang, sebagian besar kaum muda, tewas dalam pemberontakan yang dipimpin mahasiswa yang akhirnya mengangkat pemerintahan revolusioner.
Sumber di pemerintah India mengungkapkan bahwa mereka menerima surat dari Komisi Tinggi Bengal di New Delhi pada hari Senin “mengenai permintaan penarikan”.
Sumber pemerintah India mengatakan kepada Anadolu Agency: “Kami tidak dapat berkomentar saat ini.”
Di Dhaka, Hasina menghadapi beberapa dakwaan termasuk genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Sebagai konsultan perumahan, Lt. Jenderal. Menurut (Purn.) Jahangir Alam Chowdhury, perjanjian ekstradisi telah ditandatangani antara Dhaka dan New Delhi.
“Kami memiliki perjanjian pertukaran tahanan dengan India dan itu akan dilaksanakan sesuai dengan perjanjian tersebut,” kata Chowkuri kepada wartawan di Dhaka.
Peraih Nobel Muhammad Yunus telah memimpin pemerintahan transisi sejak 8 Agustus.
New Delhi mengatakan bahwa Hasina “sekarang” berada di India.
Dhaka menuduh media India menyebarkan propaganda anti-Bengal, sehingga memperburuk hubungan antara dua negara tetangga di Asia Selatan tersebut.
Ketika media India mulai memberi ruang terhadap pernyataan Hasina, Yunus meminta New Delhi membungkam mantan perdana menteri tersebut.
Dalam perkembangan terakhir sejak Agustus, India mengirimkan misi diplomatik pertamanya ke Bengal awal bulan ini.
Yunus mengatakan kepada Vikram Misri, Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri India, bahwa kehadiran Hasina di India telah menimbulkan ketegangan.
Asal: Anatolia
Leave a Reply