Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Kementerian ESDM tegaskan komitmen RI capai NZE di ajang IJEF ke-8

JAKARTA (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia dalam mencapai net zero emisi (NZE) pada Indonesia-Japan Energy Forum (IJEF) ke-8 di Bali pada 5 Desember 2024.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana yang membuka acara tersebut menyatakan bahwa acara tersebut penting untuk mempererat kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang di bidang energi, mengingat forum tersebut dihadiri oleh delegasi yang terdiri dari perwakilan pemerintah. perwakilan dan pelaku usaha dari Indonesia dan Jepang.

“Diskusi dalam forum ini menggarisbawahi komitmen kedua negara untuk mencapai net zero emisi, sejalan dengan kebijakan nasional, termasuk roadmap program dan kegiatan,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Dadan juga menyoroti dukungan pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Prabowo terhadap visi Indonesia Emas 2045 melalui Asta Cita yang mencakup delapan misi besar pemerintahan baru.

“Dua misi tersebut terkait dengan sektor energi dan sumber daya, yang pertama adalah membangun sistem pertahanan dan keamanan nasional serta mendorong kemandirian nasional melalui pangan, energi, air, ekonomi swasta, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. Kedua, melanjutkan transformasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah energi dalam negeri,” ujarnya.

Ia mengatakan, Indonesia telah menunjukkan komitmen penurunan emisi dengan mencapai target 915 juta ton CO2 pada tahun 2030, termasuk kontribusi sektor energi sebesar 358 juta ton.

Dadan juga menyinggung pencapaian tahun 2023, dimana emisi berhasil diturunkan sebesar 128 juta ton berkat efisiensi energi, pengembangan sumber energi terbarukan, dan teknologi rendah emisi.

Indonesia juga berkomitmen untuk memanfaatkan potensi mineral seperti nikel, bauksit, tembaga, dan mangan untuk mendukung pengembangan industri baterai. Kerja sama ini diharapkan dapat menciptakan nilai tambah dan mempercepat inovasi di bidang energi.

“Dengan menggabungkan kekayaan sumber daya mineral Indonesia dan pengetahuan teknologi Jepang, kedua negara dapat mendorong inovasi, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan juga berkontribusi terhadap upaya global untuk memerangi perubahan iklim,” kata Dadan.

Selain itu, Deputi Komisioner Urusan Internasional Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang, Masanori Tsuruda, menjelaskan langkah Jepang menuju netralitas karbon pada tahun 2050.

“Kami sangat berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 46 persen pada tahun 2030 dibandingkan tahun 2013. Untuk melakukan hal ini, kita harus menggunakan segala cara yang mungkin, termasuk teknologi seperti penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS),” ujarnya.

Selain itu, Masanori juga menyoroti pentingnya sumber energi terbarukan, energi nuklir, dan bahan bakar fosil sebagai bagian dari strategi transisi energi Jepang.

Ia juga menekankan bahwa Jepang tertarik untuk menghilangkan pembangkit listrik tenaga batu bara yang tidak efisien, meskipun batu bara masih berperan.

“Energi terbarukan perlu ditingkatkan dua kali lipat dan kita membutuhkan energi nuklir yang stabil dan rendah karbon. Sementara gas alam tetap penting sebagai bahan bakar transisi,” ujarnya.

Empat topik utama yang dibahas pada IJEF ke-8 yaitu minyak dan gas, mineral, sumber energi terbarukan serta hidrogen dan amonia. Pembahasannya fokus pada peluang investasi di bidang energi, pengembangan energi rendah emisi, dan pengolahan bahan baku mineral.

Dalam forum ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama di bidang energi panas bumi antara INPEX Geothermal dan PLN Indonesia Power.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *