Jakarta (ANTARA) – Institut Kesenian Jakarta (IKJ) membuka pusat pembelajaran berbasis website Betawi bersama Majalah Betawi sebagai bagian dari upaya melestarikan dan mempromosikan keunikan budaya Jakarta.
“Pusat Kebudayaan Betawi yang dibuka hari ini merupakan bagian penting dari upaya IKJ dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian, dan sosial,” kata Presiden IKJ M. Syamsul Maarif di Aula IKJ Jakarta Pusat.
Syamsul menegaskan, pusat pendidikan ini tidak hanya fokus pada aspek kewilayahan saja, namun juga menjadi bagian dari misi IKJ lebih besar dalam mengembangkan penelitian dan bidang penelitian lainnya.
Kami berharap langkah ini dapat mendorong berbagai pihak untuk peduli terhadap pelestarian budaya. Pihaknya juga ingin menampilkan budaya Betawi di kancah internasional.
Pusat pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi wadah pertukaran ide antara guru, siswa, peneliti dan seniman untuk pengembangan seni rupa di Jakarta, ujarnya.
Wakil Ketua IKJ III Madia Patra Ismar mengatakan, terbitnya Jurnal Betawi merupakan hasil proses panjang yang melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi dan profesional seni.
“Website Pusat Kebudayaan dan Jurnal Betawi tentu tidak akan terwujud tanpa bantuan rekan-rekan sarjana yang telah bekerja sama dalam penelitian dan pendampingan di berbagai daerah dengan satu tujuan melestarikan budaya Betawi,” ujarnya.
Wakil Presiden III Institut Kesenian Jakarta Madia Patra Ismar pada pembukaan Pusat Kajian Budaya Betawi dan Majalah Betawi di Aula IKJ, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/24). (ANTARA/Yamsyina Hawnan) Tokoh Lady Deera menjelaskan, Jurnal Betawi telah terinstal Open Journal System (OCS) untuk akses digital.
Beberapa topik yang dibahas dalam majalah ini antara lain rumah adat Betawi, perkembangan kebaya Betawi, dan kebangkitan permainan tradisional Betawi.
Selain itu ada topik mengenai rumah adat Kebon Jahe yang berusia lebih dari 100 tahun dan perkembangan kebay betawi sebagai gaya tradisional.
Ada pula penelitian terhadap ondel-ondel yang kini menjadi artefak bernilai ekonomi tinggi.
Deera menekankan pentingnya upaya pendokumentasian budaya Betawi baik dalam bentuk cetak maupun digital. Hal ini juga bertujuan untuk memperkenalkan budaya Betawi sebagai muatan lokal di sekolah.
“Tujuan jangka panjang kami adalah memperkenalkan budaya Betawi ke dalam muatan lokal di sekolah sebagai bagian dari pendidikan budaya dasar,” ujarnya.
Leave a Reply