JAKARTA (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan menyiapkan peta padang lamun nasional untuk menurunkan emisi karbon dan mendukung pembentukan cadangan karbon biru yang akurat.
“Peta ini merupakan langkah awal untuk menciptakan stok karbon biru sebagai bentuk kontribusi Indonesia terhadap aksi iklim berbasis laut,” kata Mohamed Yusuf, Direktur Pulau Referensi Pesisir dan Skala Kecil KKP, dalam keterangannya di Jakarta. Rabu.
Hal ini diungkapkan Yusuf saat menjadi pembicara pada sesi sampingan Dialog Iklim Laut: Memahami ambisi dan pendanaan iklim untuk tahun 2024 pada UNFCCC COP 29 di Baku, Azerbaijan.
Yusuf mengungkapkan, Indonesia sudah mengambil langkah maju dengan mengembangkan peta hamparan pantai nasional melalui KKP. Peta tersebut akan siap dan diluncurkan pada akhir tahun 2024.
“Langkah ini mendukung pengembangan inventarisasi karbon biru dan inisiatif berbasis data,” ujarnya.
Ia mengakui tantangan besar yang dihadapi dalam memetakan pantai-pantai di negara ini, seperti kurangnya penelitian tentang karbon laut dan terbatasnya data. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah bekerja sama dengan universitas, LSM, dan mitra pembangunan.
“Kerja sama adalah kuncinya. “Dukungan berbagai pihak sangat penting untuk mengatasi kendala ini,” imbuhnya.
Indonesia juga telah menetapkan kebijakan strategis yang mencakup peta jalan mitigasi perubahan iklim pada sektor kelautan dan perikanan, serta peraturan perundang-undangan untuk menerapkan nilai ekonomi karbon pada sektor kelautan dan perikanan.
Langkah ini sejalan dengan Rencana Implementasi Sharm Al-Sheikh, yang mendorong integrasi aksi kelautan ke dalam tujuan iklim nasional.
“Memasukkan industri kelautan ke dalam Nationally Defeded Contribution (NDC) menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjadikan laut sebagai solusi utama mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” jelas Yusuf.
Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap upaya mengatasi perubahan iklim dengan memperbarui dokumen NDC-nya. Sektor kelautan dapat memberikan kontribusi terbaik terhadap pencapaian target pengurangan polusi melalui berbagai inovasi.
“NDC merupakan komitmen negara-negara yang telah meratifikasi Perjanjian Paris untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memenuhi tujuan iklim global,” jelasnya.
Indonesia bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 31,89% di dalam negeri dan 43,2% dengan dukungan internasional. Angka tersebut lebih tinggi dari sebelumnya, mencapai 29% secara mandiri dan 41% dengan dukungan dunia.
Peserta dan mitra Dialog Iklim Laut Julio Cordano (Chili) dan Neil O’Dea (Kanada) mempresentasikan hasil Laporan Ringkasan Resmi Dialog Iklim Laut 2024 dan menyoroti pentingnya konservasi keanekaragaman hayati laut berbasis alam. Solusinya, dan sejalan dengan upaya Indonesia untuk memperkuat aksi, adalah dengan mengintegrasikan pendanaan besar-besaran dan aksi maritim dalam NDC dan RAN. Iklim berbasis kelautan.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan akan terus mendukung agenda ekonomi biru berkelanjutan KKP dengan mempererat hubungan dengan semua pihak.
Leave a Reply