JAKARTA (Antara) – Suasana Galeri Nasional Indonesia berubah drastis ketika pameran lukisan karya Yu Suprato harus dihentikan sementara dan 37 karya seni yang dipamerkan sejak awal pameran kini ditiadakan. turun perlahan.
Keputusan itu diambil setelah negosiasi panjang antara seniman, pihak galeri, dan mantan kurator gagal mencapai kesepakatan.
“Semuanya akan jatuh. Tapi karena gerbongnya kecil, hari ini hanya sebagian yang bisa diangkut. Sisanya akan kita bawa besok dalam kemasan yang sama, supaya aman.” Media di Galeri Nasional Indonesia (Galnas), Jakarta, Senin.
Pameran dibatalkan karena adanya perbedaan pendapat antara Yos, GalNas dan kurator mengenai usulan narasi.
Meski ditutup, sebagian karya Yus berhasil menarik perhatian kolektor dan kabarnya tiga lukisan sudah terjual, sementara sebagian lainnya akan segera pindah ke Yogyakarta dan rencananya akan dipamerkan di tempat lain.
Yus menegaskan, misi utama karyanya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kedaulatan pangan di Indonesia.
“Sebagai bangsa yang berdaulat, kita harus memilih kedaulatan pangan,” ujarnya.
Saat ditanya kemungkinan adanya pelanggaran hak dalam proses tersebut, Yus membantahnya dan mengatakan semua pihak telah mencapai kesepakatan.
Sementara itu, Yos mengatakan, rencana pameran mendatang masih dalam tahap perencanaan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sementara itu, Kepala Unit Galeri Nasional Indonesia Jarut Mahendra menjelaskan pameran tidak akan dibatalkan atau dibatalkan, melainkan hanya ditunda hingga tercapai kesepakatan antara seluruh pihak yang terlibat.
“Yang perlu diperjelas, pameran ini tidak akan dibatalkan, apalagi dibatasi karena berlangsung di luar. Ini murni penundaan, karena kami belum mencapai kesepakatan antara seniman dan seniman. Dan menantikan kesepakatan,” kata Jarrott.
Menurut dia, keputusan itu diambil melalui dialog langsung antara pihak galeri, seniman Yus Surapto, dan kurator.
Yu Superpto dikabarkan telah resmi mengundurkan diri dari acara tersebut. Menurut pihak galeri, pengunduran diri ini merupakan keputusan pribadi sang artis tanpa adanya tekanan dari pihak manapun.
“Pak Yus berhenti memberikan susu ini. Dan dia mengumumkan dirinya tanpa tekanan apa pun.” ujar Jarot.
Lukisan dan instalasi yang dipamerkan menyoroti masalah degradasi tanah dan pentingnya praktik pertanian berkelanjutan.
Mengangkat tema “Kebangkitan: Lahan untuk Kedaulatan Pangan”, pameran Yos bertujuan menyoroti betapa lahan pertanian petani semakin terpinggirkan.
Pameran yang menampilkan 30 lukisan itu sedianya digelar pada 20 Desember hingga 19 Januari di Galeri Nasional Indonesia Gedung A Jakarta Pusat dan terbuka untuk umum.
Leave a Reply