Samarinda (Antara) – Pj Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik mengatakan, banyak bekas lahan pertambangan batu bara di provinsi tersebut yang berhasil direklamasi dan dimanfaatkan untuk kegiatan produktif seperti pertanian, termasuk tanaman pangan, perkebunan, dan perkebunan.
“Beberapa perusahaan pertambangan juga mulai mengembangkan operasi hilir untuk menghasilkan nilai tambah dari lahan bekas pertambangan,” kata Akmal, yang juga menjabat Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, di Samarinda, Selasa.
Beberapa contoh pengelolaan lahan bekas tambang yang dilakukan perusahaan dengan berkoordinasi dengan masyarakat setempat, seperti di Kabupaten Kutai Cartagena yaitu dengan menanam rumput odote sebagai pakan ternak,
Kemudian perkebunan kakao di Kabupaten Beru, perkebunan pisang di Kabupaten Kutai Timur, persawahan di Kutai Cartagena, bahkan SMK swasta di Kecamatan Samboja, Kutai Cartagena, mengubah lahan bekas pertambangan menjadi kebun jeruk.
Seperti pengelolaan kebun jeruk seluas 19 hektar yang dilakukan siswa SMA di bekas kawasan pertambangan di Samboja, Kutai Cartegara. Program ini tidak hanya memberikan nilai ekonomi, namun juga merupakan sarana pendidikan yang bermanfaat.
Dikatakannya, perlu adanya strategi khusus dalam pengelolaan reklamasi pertambangan dan transisi pertanian, seperti sinkronisasi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah, khususnya dalam permasalahan pengelolaan pertambangan, yakni kewenangan daerah hanya melaksanakan kebijakan pusat. .
Ia juga mendorong keterlibatan generasi muda untuk memanfaatkan lahan bekas tambang untuk sektor pertanian, sedangkan pemerintah mendorong gerakan bersama untuk menggerakkan generasi muda untuk mengelola pertanian, karena sektor tersebut sangat subur.
Akmal juga menekankan pentingnya menjaga lahan pertanian dari ekspansi pertambangan untuk menjaga ketahanan pangan, karena jika lahan pertanian produktif dijual dan dialihfungsikan maka produksi pangan Kalimantan Timur akan menurun.
Ia juga berharap Kalimantan Timur dapat memanfaatkan momentum kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) untuk menjadi pemasok utama kebutuhan pangan, sehingga generasi muda Kalimantan Timur harus berperan aktif dalam pembangunan berbasis pertanian .
“Peran strategis ini harus dimainkan oleh pemuda. Provinsi Kalimantan Timur juga harus melakukan perubahan untuk mencapai ketahanan pangan. Tanpa perubahan, kita tidak akan menjadi tuan di daerah kita,” ujarnya.
Leave a Reply